Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

arti prilaku



1.      Pengertian
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisasi atau makhluk yang bersangkutan. Sedangkan perlaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, fakto-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan), seperti lingkungan makanan, minuman dan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
2.      Factor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003), factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ada 3 faktor yaitu :
a.       Factor presdiposisi (presdiposisi factor)
Factor-faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap keehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat social ekonomi dan sebagainya.
b.      Factor pemungkin (enabling factor)
Factor-faktor ini mrncakup ketrsediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, missal : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagaianya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poloklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta dan sebagainya.
c.       Factor penguat (reinforcing faktor)
Factor-faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
3.      Perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu :
a.       Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap. Contoh : ibu hamil tahu pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi dan dirinya sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada tetangganya dimana tempat periksa hamil yang dekat (sikap).
b.      Perilaku terbuka (over behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulasi tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini diamati orang lain dari luar atau “obsvervable behavior”. Contoh, seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau ke bidan praktik, seseorang penderita TB Paru minum obat anti TB secara teratur, seorang anak menggosok gigi setelah makan dan sebagainya. Contoh-contoh tersebut berbentuk tidakan nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice) (Notoatmodjo, 2005).
4.      Indicator perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo, 2005 :
Seprti telah diuraikan sebelumnya, bahwa perilaku mencakup 3 domain, yakni : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan tindakan atau praktik (practice). Oleh sebab itu, mengukur perilaku dan perbuatannya, khususnya perilaku kesehatan juga mengacu kepada 3 domain tersebut. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.       Pengetahuan kesehatan (health knowledge)
Pengetahuan tentang kesehatan adalah mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan. Pengetahuan tentang cara-cara memelihara kesehatan ini meliputi :
1)      Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit dan tanda-tandanya atau gejalanya, penyebab, cara penularannya, cara pencegahannya, cara mengatasinya atau menangani sementara).
2)      Pengetahuan tentang factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan antara lain : gizi makanan sarana iar bersih, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusaia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara dan sebagainya.
3)      Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun yang tradisioanal.
4)      Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga, maupun kecelakaan lau lintas dan tempat-tempat umum.
b.      Sikap terhadap kesehatan (helth ettitude)
Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, yang mencakup sekurang-kurangnya 4 variabel, yaitu :
1)      Sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular (jenis pemyakit dan tanda-tandanya atau gejalanya, penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, cara mengatasi atau menanganinya sementara).
2)      Sikap terhadap factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, anatara lain : gizi makanan, sarana air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara dan sebagainya.
3)      Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional maupun tradisional.
4)      Sikap untuk menghindari kecelakaan, baik kecelakaan rumah tangga maupun kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan ditempat-tempat umum.
c.       Praktik kesehatan (health practice)
Praktik kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan. Tindakan atau praktik kesehatan ini juga meliputi 4 faktor seperti pengetahuan dan sikap kesehatan tersebut diatas, yaitu :
1)      Tindakan atau praktik sehubungan dengan penyakit menular dan tidak menular (jenis penyakit dan tanda-tandanya atau gejalanya, penyebabnya, cara penularannya, cara pencegahannya, cara mengatasinya atau menangani sementara).
2)      Tindakan atau praktik sehubungan dengan factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan antara lain : gizi makanan, saran air bersih, pembuangan air limbah, pembuangan kotoran manusia, pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udaradan sebagainya.
3)      Tindakan atau praktik sehubungan dengan penggunaan (utilasi) fasilitas pelayanan kesehatan.
4)      Tindakan atau praktik untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan rumah tangga maupun kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan di tempat-tempat umum.
5.      Dimensi perilaku
Menurut notoatmodjo (2003), perilaku yang kondusif mengandung berbagai dimensi yaitu :
a.       Perubahan perilaku
Perubahan perilaku-perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan menjadi perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kesehatan atau dari perilaku negative ke perilaku yang positif. Perilaku-perilaku yang merugikan kesehatan yang perlu di ubah misalnya : merokok, minum-minuman keras, ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya, ibu tidak mau mengimunisasikan anak balitanya dan sebagainya.
b.      Pembinaan perilaku
Pembinaan disini terutama ditujukan kepada perilaku masyarakat yang sudah sehat agar dipertahankan,artinya masyarakat yang sudah mempunyai perilaku hidup sehat (health life style) tetap dilanjutkan atau dipertahankan. Misalnya olahraga teratur, makan dengan menu seimbang, menguras bak mandi secara teratur, membuang sampah di tempatnya dan sebagainya.
c.       Pengembangan perilaku
Pengembangan perilaku sehat ini terutama ditujukan untuk membiasakan hidup sehat bagi anak-anak. Perilaku sehat bagi anak seyogyanya dimulai sedini mungkin, Karena kebiasaan perawatan terhadap anak termasuk kesehatan yang diberikan oleh orang tua akan langsung berpengaruh kepada perilaku sehat anak selanjutnya.

Posting Komentar

0 Komentar