Mengulas
prinsip-prinsip yang terkandung dalam rangkaian op-amp dasar. Bila Anda telah
menguasai prinsip ini, berarti Anda telah membangun landasan yang kokoh dalam
menggunakan dan menguji rangkaian-rangkaian op-amp yang lebih ruwet.
Kita
akan mulai dengan rangkaian pembanding tegangan sederhana yang menggunakan
penguatan lup terbuka dari op-amp. Konfigurasi rangkaian ini akan menunjukkan
kepada Anda bagaimana. menggunakan kedua masukan - secara aktif. Selanjutnya
akan diperlihatkan bagaimana pembanding diterapkan dalam penginderaan AC dan
pendeteksian level tegangan.
Informasi
yang terinci akan diberikan, mengenai bagaimana membuat penguatan. dengan
op-amp dan bagaiman resistor ekstemal dapat mempengaruhi penguatan rangkaian.
Anda
juga akan memahami bagaimana op-amp memberikanpenguatan dalam konfigurasi
rangkaian membalik dan tak membalik. Rumus-rumus siap pakai akan sangat
membantu Anda dalam merakit rangkaian sehingga. memberikan hasil sesuai yang
diharapkan.
Rangkaian-rangkaian
khusus seperti penguat penjumlah dan penguat selisih disajikan untuk
menunjukkan kepada Anda bahwa op-amp memang serbaguna.
Op-amp
741 yang populer diperlihatkan dalam hampir setiap ilustrasi agar Anda tidak
keliru merakit rangkaian-rangkaian yang ada dalam buku ini.
PEMBANDING TEGANGAN
Pembanding
tegangan akan menandingkan tegangan sebuah masukan dengan tegangan. masukan
lainnya. Gambar 2.1 menunjukkan pembanding tegangan sederhana. Dalam
konfigurasi vang paling sederhana, modus lup terbuka, adanya sedikit perbedaan
tegangan di antara. kedua masukan akan mengayunkan op-amp ke dalam saturasi.
Arah saturasi keluaran ditentukan oleh polaritas sinyal masukan. Bila tegangan
masukar. membalik lebih positif dibandingkan tegangan masukan tak membalik, keluaran.
berayun menuju saturasi negatif (-Vsat. Sebaliknya, bila tegangan
masukan membalik lebih negatif dibandingkan tegangan masukan tak membalik,
keluaran akan berayun menuju saturasi positif (+Vsat) . Dari tabel dalam
Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa dengan +1 V pada masukan membalik dan +2 V pada
masukan membalik, maka masukan pertama lebih negatif dibandingkan. Masukan kedua,
Karena itu keluaran akan menuju saturasi positif. Bila tegangan masukan tersebut
dibalik (+ 2 V pada masukan - dan + 1 V pada masukan +), atau masukan membalik
lebih positif 1 V terhadap masukan tak membalik, maka keluaran akan menuju
saturasi negatif. Bila polaritas dan amplitudo kedua masukan sama, keluaran
akan nol. Tegangan negatif yang diberikan pada masukan mengakibatkan bal yang
sama pada keluaran op-amp seperti yang diperlihatkan dalam tabel.
Ingatlah
bahwa hubungan polaritas masukan membalik terhadap masukan tak membalik menyebabkan
keluaran berbeda fasa 180o.
Gambar
2-1
Pembanding
tegangan:
(a)
diagram skematik
(b)
tabel tegangan masukan/keluaran.
Gambar
2-2
Pembanding
penginderaan gelombang sinus pada masukan membalik:
(a)
diagram skematik; (b) hubungan tegangan masukan/keluaran.
Penginderaan Gelombang Sinus
pada Masukan Membalik
Pembanding
dapat dipabi untuk mendeteksi perubahan
tegangan pada sebuah masukan asalkan masukan lain ditahan sebagai acuan tetap.
Dalam Gambar 2.2, masukan membalik digunakan untuk mengindera gelombang sinus.
Sumber
sinyal diberikan pada masukan membalik. Karena impedansi masukan op-amp
dianggap tak berhingga, maka resistor R1 berperan sebagai beban sumber sinyal,
akibatnya rangkaian bekerja lebih efektif masukkan tak membalik dibumikan
melalui resistor R2. Resistor ini dipakai untuk menyeimbangkan. masukan untuk setiap
arus offset masukan yang mungkin timbul.
Masukan
tak membalik ditahan pada tegangan acuan (0 V). Selama perubahan positif sinyal
masukan, keluaran akan -Vsat. Ketika sinyal berubah dari nol menuju negatif,
keluaran berbalik menuju +Vsat. Perhatikan bahwa keluaran berbeda fasa 180'
terhadap masukan.
Penginderaan Gelambang Sinus
pada Masukan Tak Membalik
Kita
dapat menempatkan sumber sinyal pada masukan tak membalik serperti dalam Gambar
2.3. Kini masukan membalik ditahan sebagai acuan (0 V). Selama perubahan positip
sinyal masukan, keluaran akan +Vsat.
Dan
ketika terjadi perubahan sinyal dari nol menuju negatif, keluaran akan berayun
ke -Vsat. Dengan konfigurasi rangkaian demikian, keluaran akan sefasa terhadap
masukannya.
Kedua
rangkaian di atas adakalanya disebut detektor nol. Setiap kali sinyal melintasi
titik nol, keluaran akan diayunkan ke arah polaritas yang berlawanan. Dengan
rangkaian ini pula dapat diperlihatkan bagaimana gelombang sinus dipersegikan
Gambar
2-3
Pembanding
penginderaan gelombang sinus pada masukan tak membalik:
(a)
diagram skematik;
(b)
hubungan tegangan masukan/keluaran.
Deteksi Beda Fasa
Pembanding
dapat digunakan untuk mendeksi beda fasa dua sinyal dari frekuensi yang sama,
seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.4. Bila kedua sinyal berlawanan fasa, maka
pada masukan akan muncul tegangan diferensial, dan kelua-n akan ±
V,,t.'Bila'Vj-Iebih positif daripada V2, keluaran akan - V,., dan sebaliknya.
Bila kedua sinyal sefasa, keluaran akan nol (efek dari penolakan modus sekutu).
Gambar 2-4
Pembanding
penginderaan gelombang sinus berlawanan fasa pada kedua masukan:
(a) diagram skematik(b) hubungan tegangan
masukan/keluaran.
Detektor Level Tegangan
Positif
Selain
tegangan nol, level tegangan positif juga bisa dideteksi oleh pembanding
sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.5. Detektor tegangan positif
menggunakan masukan membalik sebagai pengindera perubahan tegangan, sementara
jaringan pembagi tegangan resistif menempatkan tegangan acuan (Vref)
pada masukan tak membalik. Pembagi resistif dihubungkan di antara catu + V dan
bumi. Tegangan acuan ditentukan melalui rumus perbandingan
Vref
=
Dengan
memasukkan nilai-nilai R2, R3, dan + V k e dalam ru-mus di atas, kita dapatkan
Vref =
Masukan
tak membalik akan +2,8 V terhadap bumi. Selama perubahan tegangan masukan
membalik kurang dari (negatif terhadap) +2,8 V, keluaran akan +Vsat (= - 8 V).
Keadaan ini menunjukkan bahwa pembanding telah mendeteksi level +2,8 V. Bila
tegangan masukan membalik turun di bawah +2,8 V, keluaran akan kembali pada +
Vsat.
Gambar
2-5
Detektor
level tegangan positif. (a) diagram skematik; (b) hubungan tegangan
masukan/keluaran.
Detektor Level Tegangan
Negatif
Detektor
level tegangan negatif dapat dibuat dengan menempatkan pembagi resistif di
antara catu -V dan bumi, seperti
tampak pada Gambar 2.6. Dalam hal ini, Vref -2,8 V terhadap bumi. Bila
perubahan tegangan pada masukan membalik melampaui Vref, keluaran akan - Vsatt.
Sebaliknya ketika terjadi deteksi, keluaran akan meloncat ke + Vsat
Detektor
level tegangan dapat dirancang dengan masukan tak membalik sebagai pengindera
dan masukan membalik sebagai acuan. Tegangan keluaran akan berayun dal~ arah
berlawanan terhadap detektor yang telah dibicarakan sebelumnya.
(a) (b)
Gambar
2-6
Detektor
level tegangan negatifi.
(a)
diagram skematik,
(b)hubungan
tegangan masukan/ke.luaran
Gambar
2-7
Penentuan
pembagi tegangan resistif untuk VREF- 1. V--b-
Penentuan Pembagi Tegangan
Resistif
Salah
satu cara menentukan pembagi tegangan resistif untuk tegangan acuan
diperlihatkan dalam Gambar 2.7. Terlebih dulu Vref Anda tentukan, yakni
tegangan jatuh V2 yang melintasi resistor R2. Tegangan V1,
diperoleh dengan mengurangkan V2 dari Vsumber Resistor R2
adalah resistor masukan op-amp, biasanya sama dengan resistor masukan lainnya.
Karena Vref telah ditentukan sebelumnya dengan. memilih R2 dan V1, dapat kita
cari, maka tinggal R, yang perlu kita hitung.
Bila
tegangan jatuh dan resistansi sebanding, maka :
selanjutnya
dengan menyusun kembali rumus ini diperoleh
Penguat Membalik
Sebuah
penguat menerima arus atau tegangan keeil pada masukannya dan menjangkitkan
arus atau tegangan yang lebih besar pada keluarannya. Penguat op-amp memiliki
penguatan (gain) yang relatif linier, keluarannya dikendalikan sebagai fungsi
daripada masukan. Penguat membalik op-amp dasar diperlihatkan dalam Gambar 2.8.
Dalam
Bab I kita telah diperkenalkan dengan konsep modus lup tertutup dari op-amp. Di
situ telah dikemukakan bahwa penguatan op-amp dapat dikendalikan oleh jaringan
pembagi resistif luar dalam modus lup
tertutup.
Penyusunan
lup tertutup demikian ini disebut umpan balik negatif (degeneratif). Tegangan
dengan fasa yang berlawanan pada keluaran dibalikkan lagi pada masukan
membalik, sehingga cenderung melawan tegangan masukan aslinya. Tegangan umpan
balik amat mengurangi pengaruh tegangan masukan dan tetap mempertahankan
masukan membalik dekat-dekat pada 0 V. Tentu saja tegangan. umpan balik tidak
begitu saja dapat menghapuskan tpgangan. masukan, karena. itu berarti
menghilangkan umpan balik itu sendiri. Dengan perkataan lain, dalam rangkaian
ini tidak terjadi perubahan mencolok. Tapi, hanya ada sedikit perubahan,
katakanlab dalam ordo beberapa milivolt pada masukan membalik. Perubahan ini
diperkuat oleb penguatan op-amp yang amat tinggi untuk menjangkitkan perubahan
tegangan pada keluaran.
(a) (b)
Gambar
2-8 Penguat membalik: (a) diagram skematik; (b) Tabel tegangan DC.
Penguatan
tegangan rangkaian ditentukan menurut
Av
=
sementara
faktor penguatan dalam modus lup tertutup untuk penguat membalik dinyatakan
dalam
Av
=
Tegangan
keluaran diperoleh dengan jalan mengalikan tegangan masukan yang diketahui
dengan faktor penguatan, atau.
Vout = - (Av x Vin) atau
Tanda
minus diabaikan dalam perhitungan dan hanya menunjukkan bahwa keluaran
berlawanan fasa terhadap masukannya.
Sebagai
contoh, lihat Gambar 2.8, penguatan adalah :
-Av
= -
dan
keluaran adalah Vout = Av x Vin = -10 x
0,2 Vpp = -2 Vpp
Dalam
Gambar 2.8 diperlihatkan pula tabel tegangan DC contoh. tegangan masukan
diperkuat dengan faktor penguatan 10, tegangan keluaran menunjukkan efek
penguatan ini dengan polaritas yang tepat untuk penguat membalik. Rangkaian
penguat membalik sederhana ini adalah awalan yang baik sebelum Idta menuju
penguat AC dan DC yang lebih khusus yang akan dibicarakan dalam, bab-bab
selanjutnya.
Analisis
lebih jauh tentang rangkaian ini memungkinkan kita memahami bagaimana
sesungguhnya jaringan perbandingan resistif (Rin dan RF) mempengaruhi penguatan
lup tertutup. Dari Gambar 2.9 dapat dilihat bahwa + 1 V pada masukan akan
menyebabkan mangalirnya arus 0,1 mA, arus ini diperoleh dari :
Iin
=
Karena
impedansi masukan op-amp dianggap besar sekali atau. malahan tak berhingga,
maka praktis tak ada arus yang bisa mengalir ke dalam atau ke luar terminal
masukan. Karena itu Iin. harus melewati RF dan ini diperlihatkan
oleh IF (arus umpan balik). Karena Rin dan RF seri, maka Iin
= IF. Tapi, karena RF 10 kali lebih besar daripada Rin dan arus Iin
= IF maka mestinya tegangan jatuh pada RF 10 kali lebih besar. Rangkaian intemal
op-amp disetel untuk
Gambar
2-9
Aliran
arus pada rangkaian penguat membalik.
memenuhi
hal itu, keluaran akan berayun pada -10 V (perhatikan bahwa
polaritas-polaritasnya memastikan bahwa arus mengalir dalam arah yang sama).
Karena tak ada arus yang dapat melintas ke dalam atau ke, luar terminal masukan
membalik, sedangkan Rin dan RF masing-masing membagikan jatuh tegangan di
antara Vin dan Vout, maka tegangan pada titik penghubung kedua resistor ini
adalah 0 V. Titik ini biasanya disebut sebagai bumi semu. Tegangan keluaran (Vout)
adalah tegangan yang melintasi RF dan IF dapat dibuktikan melalui rumus
IF
=
Bila
Iin = IF maka :
Dengan menyusun kembali persamaan ini, diperoleh :
Selanjutnya
Anda ingat bahwa penguatan tegangan setiap tabapan penguat membalik dapat
dinyatakan sebagai :
Av
=
Karena
itu,
Av
=
Faktor
penguatan tahapan penguat membalik op-amp adalah perbandingan resistor-resistor
luar RF dan Rin.
Arus
beban IL mengalir ke luar menuju bumi dan besarnya ditentukan oleh resistor
beban RL melalui hubungan
IL
=
Dengan
demikian arus total yang dicatu oleh op-amp dapat dinyatakan sebagai :
Iout=
IF + IL
Bila
polaritas Vin dibalik (dibuat negatif), V,,ut menjadi positif dan arus akan
mengalir ke dalam op-amp.
Bumi Semu
Konsep bumi semu akan lebih mudah dipahami dengan melihat Gambar
2.10a. Dua baterai yang diserikan 20 V besarnya dan resistansi rangkaian total
20 kW besamya. Karena itu, arus dalam
rangkaian 1 mA. Sesuai dengan hukum Ohm (E = IR), setiap resistor mendapatkan
tegangan 10 V. Penjumlahan jatuh tegangan kedua resistor tersebut sama dengan
tegangan total. Titik A akan 0 V terhadap bumi, tapi masih terisolasi dari
bumi. Keadaan serupa akan terjadi pada resistor-resistor dan tegangan-tegangan
lain yang sebanding, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.10b.
Rangkaian ini dapat dipersamakan dengan rangkaian penguat membalik
op-amp yang diperlihatkan dalam Gambar 2. 10c. Vin yang tetap akan menyebabkan
op-amp menyetel Vout tepat sesuai dengan perbandingan RF dan Rin. jadi, masukan
membalik cenderung dikemudikan menuju tegangan yang sama seperti masukan tak membalik
yang dibumikan. harus diingat bahwa hubung singkat antara- titik A dengan bumi
dari jaringan resistor yang diperlihatkan dalam Gambar 2.10a dan 2.10b kecil
pengaruhnya, sebaliknya hubung singkat antara masukan-masukan op-amp dari
Gambar 2. 10c akan menentukan rangkaian, karena op-am menjangkitkan tegangan
keluaran Vout.
Gambar 2-10
Contoh bumi semu: (a) tegangan dan resistor sama; (b) tegangan dan
resistor tidak sama;
(c) rangkaian op- amp.
Impedansi Masukan
Sebagaimana telah disebutkan, impedansi masukan op-amp Amat tinggi.
Tapi, impedansi masukan penguat membalik ditentukan oleh Rin, Karena itu
impedansi dalam Gambar 2.8 sama dengan
10 KW
0 Komentar