·
o
Bercak
daun cercercospora (penyakit sigatoka) disebabkan oleh Mycosphaerella
musicola. Penyakit ini kadang kala merugikan dapat menurunkan
kuantitas dan kualitas buah namun kurang mendapat perhatian di Indonesia.
§
Gejala:
§
Bercak
kecil memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun
§
Bercak
membesar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm)
§
Pada
daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo
kuning
§
Pada
pusat bercak ada titik hitam
o
Bercak
daun cordana disebabkan oleh cordana musae. Penyakit ini terdapat
di tiap negara penanam pisang namun dianggap kurang penting.
§
Gejala:
§
Bercak
ellips kecil kemudian membesar coklat pucat konsentris dengan halo kuning
§
Sering
bercampur dengan bercak cercospora
§
Bercak
dapat merupakan hawar
o
Penyakit
kerdil pisang disebabkan oleh Banana Bunchy Top Virus (BBTV).
Penyebaran penyakit di Asia Tenggara, Asia Selatan, Pasifik, Australia,
dan beberapa negara Afrika.
§
Gejala:
§
Awal:
garis-garis pendek terputus-putus diselingi titi-titik terdapat di antara dan
sejajar tulang-tulang daun sekunder
§
Lanjut:
daun-daun yang muncul berikutnya (daun-daun muda) tumbuh lebih tegak
lebih pendek lebih sempit tangkai daun lebih pendek. Sepanjang tepi
daun terjdai klorosi dan kering daun menjadi rapuh. Infeksi pda tanaman
muda menyebabkan tanaman tidak berproduksi
§
Pengendalian:
§
penerapan
karantina tumbuhan
§
penggunaan
bibit bebas virus
§
roguing
§
penggunaan
insektisida
o
Pseudomonas
solanacearum atau
penyakit layu bakteri pisang.(penyakit moko). Serangan terjadi terutama
saat pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba-tiba layu tanpa didahului
menguningnya daun Pada bonggol pisan terdapat lendir.
o
Xanthomonas
celebens (penyakit darah). Bakteri
menyerang pembuluhbatang pisang melalui akar. Pembuluh yang terserang
akan mengeluarkan cairan seperti darah apabila dipotong.
Pengendalian
Kuantitas dan Kualitas Produk:
·
Kegiatan
pengendalian kuantitas dan kualitas produk bertujuan untuk menjaga buah agar
memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan terutama untuk tujuan
ekspor. Rusaknya buah (turunnya kualitas buah) dapat disebabkan oleh
berbagai hal antara lain tandan buah menyentuh tanah karena pohon roboh,
gesekan daun/gesekan mekanis lainnya terhadapbuah, serangan hama dan penyakit
terhadap buah serta adanya getah yang menempel pada buah.
·
Pengendalian
ini dimulai sejak kuntum bunga muncul dari batang semu hingga buah siap
panen. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
o
Penyuntikan
kuntum bunga pada saat bunga (jantung) pisang muncul 2/3 dari pucuk batang semu
dengan insektisida sistemik untuk mencegah serangan aphid yang dilakukan pada
10 cm dari ujung bunga
o
Pembuangan
sisa bunga betina yang menempel pada buah setelah selesai pembungaan pada umur
30 hari setelah anthesis
o
Pembuangan
daun terakhir dan daun tua yang menempel pada buah
o
Penyisaan
daun pada saat fase perkembangan buah tidak kurang dari 4 helai
o
Pemasangan
penyanggah pada tanaman yang sedang berbuah
o
Pembungkusan
buah dengan plastik polyethylene yang mengandung insektisida pada saat tandan
sudah terbentuk sempurna (50 hari setelah anthesis), jantung yang masih kuncup
dan dua sisir buah terbawah dibuang. Setelah dibungkus, tandan diberi
tanda untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam.
Penentuan
Waktu dan Cara Panen:
salah satu jenis
tanaman hortikultura mempunyai arti penting bagi peningkatan gizi masyarakat
karena buahnya merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat, sering
dijadikan buah meja, sale pisang dan tepung pisang serta kulitnya sebagai
pembungkus bermacam makanan trandisional Indonesia. Memakan buah pisang juga
merupakan pengobatan alami berbagai penyakit. Budidaya tanaman pisang tak lepas dari
berbagai kendala, terutama serangan hama dan panyakit yang dapat menyebabkan
terjadinya penurunan hasil baik kualitas maupun kuantitasnya. Berikut ini akan dipaparkan penyakit-penyakit
penting pada tanaman pisang dan cara pengendaliannya yang diharapkan dapat
sebagai bahan informasi bagi petani di lapang.
1. Layu Fusarium (Fusarium oxysporium f.sp
cubense)
Gejala :
Pada tepi-tepi
daun paling bawah berwarna kuning tua lalu menjadi coklat dan mengering.
Tangkai daun patah di sekeliling batang palsu dan kadang-kadang lapisan luar
batang palsu terbelah dari permukaan tanah.
Gejala khas adalah gejala dalam. Jika pangkal batang dibelah membujur,
terlihat garis-garis coklat atau hitam menuju semua arah, dari batang ke atas
melalui jaringan pembuluh ke pangkal daun dan tangkai.
Pengendalian :
Tidak menanam
jenis yang rentan di lahan yang terinfestasi patogen dan hanya menanam bahan
tanaman/anakan yang sehat. Tanaman yang sakit beserta tanah di sekelilingnya
dibongkar dan dikeluarkan dari kebun. Memelihara tanaman dengan hati-hati untuk
mengurangi terjadinya luka-luka pada akar dan mengendalikan nematoda dengan
nematisida.
2. Bercak Daun
Cercospora (Mycosphaerella musicola)
Gejala :
Gejala pertama
tampak jelas pada daun ke-3 dan ke-4 dari pucuk sebagai bintik-bintik
memanjang, berwarna kuning pucat dengan ukuran panjang 1-2 mm atau lebih,
arahnya sejajar dengan tulang daun. Sebagian dari bintik-bintik tersebut
berkembang menjadi bercak berwarna coklat tua sampai hitam, jorong atau bulat
panjang, yang panjangnya 1 cm atau lebih, lebarnya kurang dari sepertiga
panjangnya. Pada daun yang lebih tua pusat becaknya mengering, berwarna kelabu
mudah dengan tepinya berwarna coklat tua dan dikelilingi oleh halo berwarna
kuning cerah.
Pengendalian :
Tidak
mengusahakan pisang secara komersial di lahan miskin. Kesuburan tanah harus
dipertahankan dengan pemupukan yang tepat. Untuk mengurangi sumber infeksi
daun-daun mati di sekeliling pohon dipotong dan dibakar. Jika dirasa perlu
tanaman dapat disemprot dengan mankozeb (Dithane M-45) atau propineb
(Antracol).
3. Bercak Daun
Cordana (Cordana musae)
Gejala :
Mula-mula timbul
becak-becak jorong atau bulat telur, kadang berbentuk berlian, kemudian
membesar dan berwarna coklat pucat, dengan tepi yang berwarna coklat kemerahan,
dikelilingi halo berwarna kuning cerah.
Seringkali becak tampak bercincin-cincin, dan dapat terbentuk di
sekeliling becak sigatoka. Becak dapat menjadi besar sekali, bahkan dikatakan
bahwa panjangnya dapat mencapai 10 cm.
Bila yang terinfeksi tepi daun, becak dapat berbentuk sabit, yang kemudian
dapat memanjang menjadi coreng berwarna coklat pucat, yang dapat meluas sampai
ibu tulang daun.
Pengendalian :
Tidak menanam
pisang di bawah naungan yang lebat dan tidak menanam pisang terlalu rapat. Jika
diperlukan becak daun Cordana dapat dikendalikan dengan fungisida seperti yang
dipakai untuk becak daun Cercospora.
4. Burik
(Cladosporium musae, Periconiella musae, Veroneae musae, dan Phaeoramularia
musae)
Gejala :
Gejalanya berupa
becak-becak kecil pada daun, berwarna coklat tua sampai hitam, yang mengumpul
dengan jarak yang hampir sama. Masing-masing becak adalah sebesar kepala jarum.
Pada daun tua becak dapat bersatu membentuk becak yang besar. Burik lebih jelas
terlihat pada sisi atas daun.
Pengendalian :
Pada umumnya penyakit
burik tidak perlu dikendalikan. Namun jika nanti terasa merugikan, perlu
diusahakan untuk mengurangi peneduhan (karena pohon-pohon) dan penanaman jangan
terlalu rapat.
5. Antraknosa
(Colletotrichum musae)
Gejala :
Mula-mula
terjadi becak-becak klorosis berwarna putih kekuningan, yang bagian tengahnya
berwarna coklat. Bercak berkembang memanjang, searah dengan tulang daun dan
menyatu menjadi besar dan akhirnya daun
mengering. Pada buah terdapat
bagian-bagian yang berubah dari hijau menjadi kuning, kemudian menjadi coklat
tua atau hitam dengan tepi berwarna kuning. Pada permukaan kulit buah yang
sudah berwarna hitam/membusuk timbul bintik-bintik merah kecoklatan yang
terdiri dari kumpulan aservulus jamur tersebut.
Buah yang sakit menjadi keras dan dapat menjadi kering dan berkeriput
(mumifikasi). Disimpanan, timbul
becak-becak kecil berwarna coklat kehitaman dengan tepi kebasah-basahan pada
buah. Becak-becak tersebut dapat membesar atau bersatu dan agak mengendap.
Pengendalian :
Tanaman pisang
dibersihkan dari daun-daun mati dan sisa-sisa bunga. Sehabis dipotong buah-buah segera diangkut ke
ruang pemeraman atau ke gudang. Ruang pemeraman dan gudang dijaga
kebersihannya. Menangani buah dengan hati-hati agar tidak terjadi banyak luka.
Jika buah perlu dicuci, pencucian dilakukan dengan air mengalir dari sumber
yang bersih dan Jika sekiranya diperlukan, setelah dipetik buah disemprot atau
dicelup dengan cairan fungisida.
6. Layu Bakteri (Ralstonia
solanacearum)
Gejala :
Biasanya gejala
pada tajuk (mahkota) baru tampak setelah timbulnya tandan buah. Mula-mula satu
atau dua daun (nomor 3 atau 4 dari daun termuda) berubah warnanya tanpa
menunjukkan perubahan-perubahan lain. Dari ibu tulang daun keluarlah garis
kekuningan ke tepi daun. Keadaan ini dapat berlangsung lama sampai buah hampir
menyelesaikan proses pemasakannya. Tetapi mendadak keadaannya menjadi kritis.
Dalam jangka waktu satu minggu semua daun menguning dan dalam jangka waktu
beberapa hari daun-daun tadi menjadi coklat. Perubahan yang paling khas terjadi
pada buah. Mula-mula berkas pembuluh berwarna kuning atau coklat. Perubahan ini
meluas ke plasenta dan parenkim buah, bahkan juga ke berkas pembuluh kulit
buah. Seluruh badan buah terserang menguning dan isinya terlarut sedikit demi
sedikit. Ruang dalam buah terisi cairan seperti lendir berwarna merah
kecoklatan.
Pengendalian :
Rumpun yang
sakit dibongkar, dibersihkan dari sisa-sisa akar, dan tempat itu baru ditanami
dengan pisang kembali 2 tahun kemudian. Hanya memakai bibit yang diambil dari
perdu yang benar-benar sehat. Melakukan pemupukan dan pemeliharaan yang baik
dan memelihara drainase kebun. Untuk
menghindarkan penularan, jika perlu parang didesinfestasi dengan mencelupkannya
dalam larutan formalin 10% selama 10 menit.
7. Kerdil Pisang
atau Bunchy top (Bunchy Top Virus)
Gejala :
Jika pangkal
daun nomor 2 atau 3 dari tanaman yang dicurigai dilihat permukaan bawahnya
dengan cahaya menembus, tampak adanya garis-garis hijau tua sempit yang
terputus-putus dalam garis pendek atau titik seperti kode morse, terdapat
diantara dan sejajar dengan tulang daun sekunder. Kadang-kadang tulang daun
menjadi jernih. Sebagai gejala pertama terjadinya infeksi, pada cuaca yang
sejuk tulang daun yang menjadi jernih tadi akan tampak lebih jelas. Pada tingkat yang lebih jauh daun-daun muda
lebih tegak, lebih pendek, lebih sempit dengan tangkai daun yang lebih pendek
dari pada biasa, dan menguning sepanjang tepingya. Daun-daun rapuh dan bila
dipatahkan akan patah dengan renyah. Tanaman terhambat pertumbuhannya dan
daun-daun membentuk roset pada ujung
batang palsu.
Pengendalian :
Jangan membawa
tanaman pisang atau Heliconia keluar dari daerah yang terjangkit kerdil pisang.
Rumpun yang sakit dibongkar bersih dan dicincang menjadi potongan-potongan
kecil. Hanya menanam bibit yang diambil dari rumpun yang benar sehat. Menyemprot tanaman pisang dengan insektisida
sistemik untuk memberantas Pentalonia, khusus di pembimbitan (jika ada).
B. penyakit
a) penyakit Layu
Fusarium (penyakit Panama) disebabkan oleh Fusarium oxysporium. Penyakit ini
merupakan penyakit merugikan setelah layu bakteri dan menyebar luas diseluruh
dunia.
Gejala : tepi daun bawah kuning tua lalu menjadi coklat dan mongering, pangkal tangkai daun patah, kadang kala batang palsu bagian luar belah dari pangkal, pada belahan mem bujur pangkal batang palsu tedapat garis – garis coklat kehitaman ke berbagai arah (pada pangkal batang) batang batang palsu hingga tangkai pada terjadi perubahan warna berkas pembuluh
Gejala : tepi daun bawah kuning tua lalu menjadi coklat dan mongering, pangkal tangkai daun patah, kadang kala batang palsu bagian luar belah dari pangkal, pada belahan mem bujur pangkal batang palsu tedapat garis – garis coklat kehitaman ke berbagai arah (pada pangkal batang) batang batang palsu hingga tangkai pada terjadi perubahan warna berkas pembuluh
b) Bercak daun cercospora
(penyakit sigatoka) oleh jenis Mycospharella musicola. Penyakit ini kadang kala
merugikan, sebab dapat menurunkan kuantitas dan kualitas buah namun kurang
mendapat perhatian.
Gejala : bercak kecil dan memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun , bercak lalu mem besar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm), pada daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo kuning, di pusat bercak ada titik hitam
Gejala : bercak kecil dan memanjang kuning pucat atau hijau kecoklatan sejajar tulang daun , bercak lalu mem besar menjadi coklat tua hingga hitam ellips (0.5 cm x 1.5 cm), pada daun tua pusat bercak mengering kelabu dengan tepinya coklat tua dengan halo kuning, di pusat bercak ada titik hitam
c) Bercak daun cordana
disebabkan oleh Cordana musae. Penyakit ini terdapat di setiap negara penanampisang
, dianggap kurang penting.
Gejala : bercak
ellips kecil kemudian membesar coklat pucat konsentris dengan halo kuning, yang
sering bercampur dengan bercak cercos pora, dan bercak dapat merupakan hawar.
d) penyakit kerdil
pisang disebabkan oleh Banana Bunchy Top Virus (BBTV). Penyebaran penyakit di
Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Pasifik, Australia, serta di beberapa negara
Afrika.
Gejala : awalnya
garis – garis pendek terputus – putus diselingi titik – titik terdapat di
antara dan sejajar tulang – tulang daun sekunder; selanjutnya : daun-daun yang
muncul berikutnya (daun-daun) tumbuh lebih tegak lebih pendek lebih sempit
tangkai daun lebih pendek. Pada sepanjang tepi daun terjadi klorosis dan kering
daun adi rapuh, infeksi pada tanaman muda menyebabkan tanaman tidak berproduksi
Pengendalian : penerapan karantina tumbuhan, penggunaan bibit bebas virus, rouging, aplikasi insektisida.
e) Pseudomonas solanacearum atau penyakit layu bakteri pisang/moko. Serangan terjadi terutama saat pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba tiba layu tanpa didahului menjadi kuningnya daun. Pada bonggol pisan terdapat lendir.
Pengendalian : penerapan karantina tumbuhan, penggunaan bibit bebas virus, rouging, aplikasi insektisida.
e) Pseudomonas solanacearum atau penyakit layu bakteri pisang/moko. Serangan terjadi terutama saat pisang menjelang berbunga. Tanaman tiba tiba layu tanpa didahului menjadi kuningnya daun. Pada bonggol pisan terdapat lendir.
f) Xanthomonas
celebens atau penyakit darah. Bakteri menyerang pembuluh batang pisang melalui
akar. Pada pembuluh yang diserang mengeluar kan cairan darah bila dipotong.
0 Komentar