I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bekerja memindahkan daya/putaran, roda gigi harus berpasangan
dengan roda gigi yang sejenis. Roda gigi yaitu sejenis roda cakra dimana pada
sekitar sekeliling bagian luarnya mempunya profil gigi yang sama besar (simentris).
Roda gigi merupakan salah satu bagian mesin yang berfungsi untuk membantu kerja
mesin pada saat mesin bergerak. Pada bagian-bagian mesin sering kita jumpai
suatu poros yang mengerakkan poros yang lainnya.Untuk menggerakkan suatu poros
tersebut maka dibutuhkan suatu alat bantuan elemen mesin roda gigi. Dengan kondisi
yang sedemikian rupa itu (bentuk dan cara kerja) memberikan beberapa keuntungan
dalam memindahkan daya putar/putaran yaitu anti slip dan terjadinya gaya dorong
yang positif. Tetapi hanya dapat memindahkan daya putar dengan jarak antara
poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh. Maka dari itu pembuatan roda
gigi sangat dibutuhkan. Proses pembuatan roda gigi terbagi atas beberapa tahapan
yaitu dengan proses bubut dan proses mesin frais horizontal. Untuk itu maka
pada praktikum kali ini praktikan mencoba melakukan pembuatan roda gigi dengan
menggunakan mesin bubut dan mesin frais horizontal
B.Tujuan
Tujuan dari praktikum pembuatan roda gigi ini adalah :
1. Mengenal mesin bubut dan mesin frais serta fungsi – fungsi dari
bagian mesin bubut dan mesin frais..
2. Mengetahui prinsip dasar/ prinsip kerja dari mesin bubut dan
mesin frais.
3. Praktikan dapat mengetahui
jenis pengerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut dan mesin frais.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Rodagigi digunakan untuk
mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Rodagigi memiliki gigi di
sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang
saling berkait. Rodagigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan
daya yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat transmisi
yang lainnya, selain itu rodagigi juga memiliki beberapa kelebihan jika
dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu :
􀂾 Sistem transmisinya lebih
ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar.
􀂾 Sistem yang kompak
sehingga konstruksinya sederhana.
􀂾 Kemampuan menerima beban
lebih tinggi.
􀂾 Efisiensi pemindahan
dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil.
􀂾 Kecepatan transmisi
rodagigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan pengukuran yang kecil
dan daya yang besar.
Rodagigi harus mempunyai perbandingan
kecepatan sudut tetap antara dua poros. Di samping itu terdapat pula rodagigi
yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula rodagigi dengan
putaran yang terputus-putus.
Dalam teori, rodagigi pada umumnya
dianggap sebagai benda kaku yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam
jangka waktu lama.
Rodagigi diklasifikasikan sebagai
berikut :
􀂾 Menurut letak poros.
􀂾 Menurut arah putaran.
􀂾 Menurut bentuk jalur gigi
Suatu profil gigi dibentuk oleh sepasang kurva yang sama yang saling
berseberangan. Adapun bagian bagian dari roda gigi terdiri dari ;
1.
Root Diameter (Dr)
= Diameter kaki = dalam gigi
2.
Pitch Diameter
(Dt) = Diameter tusuk = lingkaran jarak
3.
Outside Diameter (Dk) =
Diameter luar
4.
Addendum (Ha) =
Tinggi kepala gigi
5.
Deddendum (Hi) = Tinggi kaki gigi
Untuk menentukan besaran ukuran-ukuran sebuah roda gigi dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem yang merupakan standart yaitu:
Satuan ukuran sistem modul ini adalah metrik, sehingga dalam modul
ini disebut juga dengan nama Metrik Modul (MM). Modul adalah merupakan
perbandingan antara diameter tusuk (pitch diameter) dengan jumlah profil gigi
pada sebuah roda gigi. Secara matematis dapat ditulis :
Dimana:
M = Modul
Dt = Diameter Tusuk
Z = Jumlah gigi
Menurut standart DIN ukuran modul yang digunakan dalam prakteknya
(ukuran modul standart) dimulai dari 0,3 sampai 50 dengan ketentuan kenaikan
modul tiap tingkatan adalah sebagai berikut:
- 0,3 s/d 0,7 kenaikan modul 0,1
- 0,7 s/d 4 kenaikan modul 0,25
- 4 s/d 7 kenaikan modul 0,5
- 7 s/d 16 kenaikan modul 1,0
- 16 s/d 24 kenaikan modul 2
- 24 s/d 45 kenaikan modul 3
Dalam proses pembuatannya roda gigi sangatlah sulit untuk dibuat.
Proses pembuatannya memerlukan proses fabrikasi dengan menggunakan mesin
perkakas.
Pada dasarnya mesin perkakas adalah sebuah mesin yang memanfaatkan
energy listrik yang kemudian ditransfer menjadi gerak, baik menjadi gerak
berputar ( putaran spindle). Atau gerak bolak balik. Fungsi utamanya adalah
manufaktur secara konvensional terhadap suatu benda kerja menjadi sebuah
komponen mekanik. Mesin perkakas yang sering kita jumpai untuk proses fabrikasi
adalah :
A. Mesin Bubut
Mesin
bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja
dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah berputar.
Di
bidang industri, keadaan mesin bubut sangat berperan. Terutama di dalam
industri permesinan. Misalnya dalam industri otomotif, mesin bubut berperan
dalam pembuatan komponen-komponen kendaraan, seperti mur, baut, roda gigi,
poros, tromol dan lain sebagainya.
Penggunaan
mesin bubut juga dapat dihubungkan dengan mesin lain seperti mesin bor (drilling
machine), mesin gerinda (grinding machine), mesin frais (milling
machine), mesin sekrap (shaping machine), mesin gergaji (sawing
machine) dan mesin-mesin yang lainnya.
Pada
pahat potong, diketahui bahwa resultan gaya terdiri atas tiga komponen dasar,
yaitu FT (Gaya
Tangensial / Gaya pada kecepatan potong), FR (Gaya Radial / Gaya pada
kedalaman pemotongan), dan FL (Gaya Longitudinal / Gaya pada pemakanan
atau gerak makan). Gaya tangensial ini adalah gaya yang paling tinggi dari
ketiga gaya tersebut.
Jenis yang paling tua dan
yang paling umum adalah pembubut (lathe) yang melepas bahan dengan memutar
benda kerja terhadap pemotong mata tunggal. Pembubut dapat digunakan untuk
membuat kenob, memotong ulir atau membubut tirus. Mesin ini mempunyai gerak utama berputar dan berfungsi sebagai
pengubah bentuk dan ukuran benda
kerja dengan cara menyayat benda
tersebut dengan suatu penyayat. Posisi benda kerja
berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam, bergerak ke kanan, ke kiri
searah dengan sumbu mesin menyayat benda kerja.
Mesin bubut mendapatkan
dayanya pada kepala tetap melalui sabuk V banyak dari motor yang dipasang dibawah dari pengendali pada
sisi kepala tetap salah satu dari 27 kecepatan, yang
diatur dalam kemajuan geometris yang logis, dapat diperoleh. Dilengkapi dengan pencekam dan rem listrik untuk start, menghentikan atau
menyentakkan benda kerja.
Bagian-bagian
utama mesin bubut terdiri dari:
1.
Kepala tetap
2.
Kepala lepas
3.
Eretan
4.
Alas
Kepala Tetap berisi semua roda gigi dan cara kerjanya diperlukan untuk memperoleh
suatu kecepatan poros. Mesin-mesin sekarang menggunakan jenis bergigi pada
kepala tetap.
Kepala Lepas digunakan untuk menyokong satu
tepi pada benda kerja ketika
itu
sedang dibubut diantara pusat.itu juga digunakan untuk menyelesaikan perkakas
seperti drill dan reamer.
Eretan mesin bubut adalah suatu mesin coran
sehingga meluncur di lintasan
alas
mesin bubut.
Alas mesin bubut. kombinasi datar dan vee.mesin
dan alat kerja yang digunakan seperlunyaBantalan utama yang dimesinkan
berbentuk datar, vee.
1. Jenis –
jenis mesin bubut
Penggolongan yang sesuai dari
mesin ini adalah karena sulit karena terdapat keaneka ragaman dalam ukuran, desain, metode penggerakan dan
kegunaan. Pada umumnya diberi nama sesuai dengan karakteristik
desainnya yang mononjol. Penggolongan mesin bubut:
a. Pembubut kecepatan:
b .Pekerjaan kayu
c. Pemusingan logam
d .Pemolesan
e .Pembubut mesin
f. Pengerjaan kayu
Konstruksi mesin bubut :
Dari
gambar diatas diperlihatkan nama-nama bagian
atau komponen yang umum dari mesin bubut. Jenis ini mempunyai kepala tetap
berisi roda
gigi dan mendapatkan daya dari motor yang disambungkan dengan sabuk V.
Pengendali pada
kepala tetap bisa mengatur kecepatan sampai 27 variasi kecepatan.
Ekor tetap bisa distel sepanjang bangku untuk menampung
panjang stok yang berbeda-beda. Pergerakannya diatur dengan penyetel roda dan
dilengkapi dengan ulir pengencang pada dasarnya untuk menyetel kelurusan dan
untuk pembubutan tirus.
Sekrup
pengarah adalah poros panjang
berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari
kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap
dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke kereta luncur dan bisa dipasang atau
dilepas dari kereta luncur selama operasi. Ulir pengarah hanya untuk membuat
ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai.
Batang
hantaran terletak dibawah ulir
pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick
change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau
memanjang.
Kereta luncur
terdiri dari perletakan
majemuk, sadel pahat dan apron. Konstruksinya kaku karena harus menyangga dan
memandu pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua hantaran tangan untuk memandu
pahat dalam arah menyilang. Roda tangan yang atas mengendalikan gerakan
perletakan majemuk dan roda tangan dibawah untuk menggerakkan kereta luncur
sepanjang landasan.
Apron yang terletak pada kereta luncur
berisi kendali, roda gigi dan mekanisme lain untuk menghantar kereta luncur
baik dengan tangan atau dengan daya. Ukuran Mesin bubut dinyatakan dalam diameter benda kerja
yang dapat diputar, sehingga sebuah mesin bubut 400 mm mempunyai arti mesin
bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran
kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja.
Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua
pusat mesin bubut, sedangkan sebagaian pabrik lain menyatakan dalam panjang
bangku.
Ada beberapa
variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung
pada jenis produksi atau jenis benda kerja.yaitu :
Pembubut Kecepatan (speed lathe) adalah mesin bubut yang mempunyai konstruksi sederhana dan terdiri
dari bangku, kepala tetap, ekor tetap dan peluncur yang dapat distel untuk
mendukung pahat. Digunakan untuk pemahatan tangan dan kerja ringan.
Pembubut mesin. Mendapatkan namanya dari mesin bubut pertama /lama yang digerakkan
oleh mesin setelah sebelumnya digerakkan dengan sabuk atas (overhead belt).
Pembubut
bangku adalah mesin bubut kecil
yang terpasang pada bangku kerja. Disainnya mempunyai kesamaan dengan mesin
bubut kecepatan atau mesin hanya berbeda dalam ukuran dan pemasangannya. Dibuat
untuk benda kecil dan mempunyai kapasitas ayunan maksimum sebesar 250 mm pada
pelat muka.
Pembubut Ruang Perkakas adalah mesin
bubut untuk pembuatan perkakas kecil, alat ukur, die dan komponen
presisi lainnya.Mesin
ini dilengkapi dengan segala perlengkapan yang
diperlukan untuk membuat pekerjaan perkakas yang teliti.
Operasi
pada mesin bubut ada beraneka ragam yaitu :
Pembubutan
Silindris: Benda disangga diantara kedua pusatnya.
Hal ini ditunjukkan pada gambar
Pengerjaan Tepi (Facing) : adalah
apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang
pada plat muka atau dalam pencekam. Tetapi bisa juga pengerjaan tepidilakukan
dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus
terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut
untuk mencegah gerakan aksial.
B.
Mesin Frais Universal
Adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal
dan mesin frais vertikal.mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan
muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar
dan alur dalam. Untuk melaksanakan pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan
peralatan yang mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan
etrsebut berupa meja siku (fixed angular table), meja miring (inclinable
universal table), meja putar (rotery table) dan kepala spindel tegak (vertical
head spindel).Digunakan untuk mengefrais permukaan datar benda kerja dengan
menggunakan mesin frias horizontal. Dalam pemakaiannya pisau frais ini terdapat
tiga type yaitu type H untuk baja keras, type N untuk baja sedang (normal) dan
type W untuk baja lunak.
Berikut ini adalah macam-macam jenis mata pahat pada mesin frais :
a. Pisau Frais Muka
Pisau ini mempunyai dua arah sisi pemotongan yaitu sisi muka dan
sisi samping. Pisau ini digunakan untuk menfrais permukaan mendatar dan tegak
benda kerja dengan menggunakan mesin frais vertika dengan menggunakan mesin
frais horizontal.
b. Pisau Frais Gergaji
Disebut juga dengan pisau belah (slitting cutter). Digunakan untuk
membelah atau memotong benda kerja dan membuat alur.
c. Pisau Frais Pembentuk
Disebut juga dengan form milling cutter. Digunakan untuk
membentuk permukaan benda kerja.
d. Pisau Frais Roda Gigi
Digunakan untuk membuat roda gigi. Pisau ini terdapat dua jenis
ukuran, yaitu sistem modul untuk ukuran mm dan sistem DP (diameter Pitch) untuk
ukuran inchi.
e. Pisau Frais Sudut
Digunakan untuk membuat permukaan bersudut. Pisau ini ada dua macam,
yaitu pisau frais bersudut tunggal dan pisau frais bersudut ganda.
f. Pisau Frais Jari
Disebut juga dengan end mill cutter, digunakan untuk membuat alur,
pembesaran lobang dan pembuatan permukaan bertingkat. Mata pisau terdapat pada
bagian muka dan bagian samping.
g. Pisau Frais Alur T dan Alur Bersudut
Pisau frais alur T mempunyai mata pemotong pada bagian muka,
belakang dan samping. Pisau alur bersudut digunakan untuk membuat alur
berbentuk sudut. Mata potong pisau terdapat pada bagian depan dan sampingnya.
Pisau alur bersudut terdapat dalam dua bentuk, yaitu pisau alur bersudut tumpul
dan pisau alur bersudut lancip.terhadap bidang kerja).
Berdasarkan hal tersebut ada dua macam teknik pengefraisan, yaitu:
1.
Pengefraisan Sisi
Sisi mata potong sejajar dengan permukaan bidang benda kerja. Teknik
pengefraisan ini menggunakan mesin frais datar.
2.
Pengefraisan Muka
Sisi mata potong tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja.
Pisau frais mempunyai mata potong sisi dan muka yang keduanya dapat melakukan
pemotongan secara bersamaan. Pengefraisan ini menggunakan mesin frais tegak.
Arah gerakan pemotongan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu arah
pemotongan searah dengan gerakan maju benda kerja dan arah gerakan pemotongan
berlawanan dengan arah gerakan maju benda kerja.
Jika putaran pisau frais searah dengan gerakan benda kerja, metoda
pengefraisan ini disebut juga dengan pengefraisan pemotongan searah. Tiap-tiap
mata potong memotong mulai dari permukaan luar menyayat ke dalam dan berakhir
pada batas kedalaman pemotongan. Gaya
pemotongan cenderung menarik benda searah dengan arah gerakan pisau frais.
Akibatnya laju gerakan meja tidak teratur akibat adanya gaya
tarikan gaya
pemotongan pisau frais.Gaya pemotongan terbesar terjadi pada saat awal
pemotongan.
Pengefraisan dengan metoda pemotongan berlawanan arah adalah gerakan
pemotongan pisau berlawanan dengan arah gerakan pemotongan benda kerja. Setiap
mata potong memotong permukaan benda kerja dimulai dari permukaan terendah
sampai ke permukaan yang tertinggi. Gaya
pemotongan kecil terjadi pada sat awal melakukan pemotongan dan bertambah besar
sampai akhir pemotongan. Akibat lain dari cara pemotongan ini adalah
kemungkinan benda kerja akan terangkat akibat gaya tarik mata potong.
Pengefraisan dengan menggunakan pisau frais muka (face andmill
cutter) gaya
dan arah pemotongan merupakan gabungan dari metode pemotongan searah dan metode
pemotongan berlawanan arah. Untuk pisau frais yang mempunyai diameter sama
dengan benda kerja, gaya
pemotongannya dimulai dari dengan metoda pemotongan berlawanan arah pada akhir
pemotongan akan terjadi metoda pemotongan searah.
Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh
kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut
menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.
Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai
panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu
menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras
bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan
potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut
bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka
satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini
disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais
berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong
pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit
disebut juga dengan kecepatan potong (V). Maka:
Tabel 6. Harga Kecepata Potong
Bahan
|
Bahan Pisau Frais
|
|||||
Baja Karbon
|
HSS
|
HSS Super
|
Stelit
|
Tantalum Karbit
|
Tngsten Karbid
|
|
Alumunium
Kuningan
Perunggu
Besi Tuang
Besi Tempa
Baja Karbon
Lunak
Sedang
Tinggi
|
83 – 66
13 – 26
10 – 20
10 – 14
12 – 16
10 – 15
10 – 14
|
166 – 332
24 – 58
21 – 44
10 – 16
16 – 26
10 – 16
24 – 34
20 – 30
16 – 26
10 – 16
|
20 – 34
14 – 24
10 – 16
26 – 42
24 – 34
20 – 30
14 – 24
|
267 – 498
50 – 64
34 – 54
16 – 24
30 – 44
20 – 30
14 – 20
38 – 50
|
50 – 84
44 – 64
34 – 50
|
332 – 664
116 – 200
64 – 142
42 – 64
84 – 108
50 – 64
94 – 164
84 – 124
|
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan, pemakanan maksudnya
adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais.
Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya
pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya
pemakanan di hitung dengan rumus :
Dimana :
f =
Besarnya pemakanan per menit
F = Besarnya
pemakanan per mata pisau
T = Jumlah
mata potong pisau
n = Jumlah
putaran pisau per menit
Tabel 7. Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais (per
mata potong mm)
Jenis Pisau Frais
|
Jenis Bahan Benda
|
||||||
Alumunium
|
Kuningan
|
Perunggu
|
Baja Sedang
|
Baja Keras
|
Baja Campuran
|
Besi Tuang
|
|
Muka
Spiral
Sisi dan Muka
Jari
Bentuk
Gergaji
|
0,55
0,43
0,33
0,28
0,15
0,15
|
0,55
0,43
0,33
0,28
0,15
0,13
|
0,45
0,35
0,28
0,23
0,13
0,10
|
0,23
0,18
0,15
0,13
0,07
0,07
|
0,20
0,15
0,13
0,10
0,07
0,05
|
0,18
0,13
0,10
0,10
0,05
0,05
|
0,33
0,25
0,20
0,15
0,10
0,07
|
Selama pemotongan, pisau frais bergerak sepanjang bidang pemotongan.
Panjang gerakan pisau frais tersebut dapat dianalisis seperti gambar
Dari segitiga siku-siku ABC dapat dianalisis bahwa
Sedangkan panjang gerakan pisau frais (L) adalah
Dimana:
L = Panjang
gerakan pisau frais
l =
Panjang bidang pemotongan
R = Jari-jari
pisau frais
D = Dalamnya
pemotongan
Pada bagian-bagian mesin sering dijumpai suatu poros mengerakkan
poros yang lainnya. Kadang kala poros itu terletak pada posisi satu garis, baik
pada posisi sejajar maupun bersilangan. Untuk memenuhi keperluan pemindahan
gerak/putaran/daya putar antara dua poros atau lebih dalam teknologi permesinan
terdapat berbagai macam cara yaitu diantaranya dengan meggunakan roda gigi.
Roda gigi merupakan sejenis roda cakra dimana pada sekitar
sekeliling bagian luarnya memiliki profil gigi yang simentris. Dalam bekerja
memindahkan daya/putaran roda gigi mesti berpasangan sesama roda gigi yang
sejenis. Dengan keadaan yang sedemikian rupa itu (bentuk dan cara kerja)
memberikan beberapa keuntungan dalam memindahkan daya putar/putaran yaitu anti
slip dan terjadinya gaya
dorong yang positif. Tetapi hanya dapat memindahkan daya putar dengan jarak antara
poros relatif singkat, tidak dapat terlalu jauh.
Macam macam mesin frais yaitu :
a.
Mesin Frais Horizontal
Mesin
frais ini dapat mengerjakan berbagai macam pekerjaan karena meja dapat distel secara memanjang, melintang, maupun
turun naik. Kelemahan mesin ini tidak dapat dibuat bebas bergerak, hanya ketiga
jurusan saja.
b.
Mesin Frais universal
Mesin
frais universal sama dengan mesin frais horizontal namun perbedaannya meja
dapat distel miring.
c.
Mesin Frais vertical
Poros
utamanya vertical, penyetelan meja dapat dilakukan dalam tiga jurusan, sebagian
mesin poros utamanya dapat di stel miring.
d.
Mesin Frais datar
Mesin ini
hanya digunakan meratakan bidang datar benda benda dalam jumlah besar..
Kelemahan meja mesin universal dan horizontal tidak terdapat dalam mesin ini,
karena mejanya hanya bergerak dalam satu jurusan yaitu melintang.
e.
Mesin frais portal
Mesin ini
untuk benda benda berat, besar dan panjang. Benda diletakkan pada meja panjang
dan meja ini bergerak lurus. Mesin ini dilengkapi dengan lebih dari satu poros
utama, sehingga seluruh lebar benda dapat dipotong.
BAB III METODE PRAKTIKUM
- PROSEDUR PRATIKUM
Adapun prosedur dari praktikum yang
aakan dilakukan adalah :
1.
Pengerjaan mesin bubut :
a. Menyenter kan pahat
b. Menjepit benda kerja pada cak bubut, kemudian
memfacing muka
dan diameter benda kerja.
- Membuat lubang center pada benda kerja, mengawali dengan mwnggunakan bor center dilanjutkan dengan diameter bor yang lebih besar kemudian dengan mengulangi dengan bor yang berdiameter lebih besar sampai mencapai 1 mm dibawah diameter yang akan dibuat, membubut lubang tersebut dengan menggunakan pahat hingga diameter 15 mm.
- Melepaskan benda kerja, kemudian memasang mandrel pada lubang center tersebut, membubut sampai diameter yang diminta ( DI )
- Melepaskan mandrel, membubut bagian sisi yang lainnya ( facing ) sampai tercapai tebal roda gigi ( B ).
- Menchamber benda kerja ± 1 x 45º dengan memiringkan eretan atas untuk membuat profil gigi.
2.
Pengerjaan dengan mesin freis :
a.
Memasang benda kerja pada
mandrel, memasangkan pada cak kepala pembagi, menyetting posisi pahat pada
titik center terhadap benda kerja.
b.
Menyetting posisi pemakanan
pada pahaat pada titik nol pemakanan ( mata pahat menempel pada benda kerja ).
Penyettingan dilakukan dalam keadaan pahat berputar, jika sudah tercapai skala
nonius meja arah naik turun di nol kan.
c.
Menaikkan meja setinggi h,
kemudian melakukan pemakanan alur yang pertama secara hati hati hingga selesai.
d.
Memutar benda kerja dengan
menggunakan engkol pembagi ( nc ) untuk pemakanan alur berikutnya, menguilangi
sampai terbentuk 16 buah gigi.
e.
Melepaskan benda kerja berikut
mandrelnya hilangkan bagian bagian yang tajam dan memperbaiki gigi dengan
menggunakan kikir.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.
Alumunium cor
Matrial yang di gunakan sebagai benda kerja
untuk membuat roda gigi.
2.
Gergaji besi
Alat yang digunakan untuk memotong benda
kerja.
3.
Ragum
Untuk mencekam dengan kuat atau memberikan tekanan tetap pada
benda kerja
4.
Mesin bubut
Membubut benda kerja,agar sesuai dengan
ukuran yang di inginkan.
5.
Mesin Frais
Membuat roda
gigi pada benda kerja.
- Jangka sorong
Untuk mengukur benda kerja.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan praktikum pembuatan roda gigi, terdiri dari
beberapa jenis proses pemesinan yaitu terdiri dari dua jenis proses permesinan
diantaranya pembubutan dan proses permesinan frais.
Langkah awal dalam pembuatan roda gigi yaitu pembuatan bahan
setengah jadi dengan menggunakan mesin bubut. Sebelum memasuki proses
pembubutan pertama kali yang dilakukan adalah melakukan penyiapan material,
sesuai dengan ukuran yang telah di tentukan. Bahan material yang terbuat dari
aluminium cor yang berbentuk silinder dopotong sepanjang 30 mm. Setelah pemotongan
selesai baru kita mulai proses pembubutan. Pada saat melakukan proses
pembubutan, yang pertama kali kita lakukan pasang benda kerja pada cak mesin
bubut. Setelah material yang akan kita bikin roda gigi telah terpasang, kita
melakukan proses perataan facing ( muka ) pada kedua bagian sisinya.
Proses perataan facing (muka) dilakukan sebanyak 9 kali dengan perataan
4 kali dalam pemotongan 1 mm, 1 kali 0.4 mm, 1 kali 0,4 dan 1 kali melakukan
finishing 1 kali 0,2 mm, tahap finishing dengan pemakanan 0.2 mm, sehingga
dihasilkan tebal diameter dalam sebesar 25 mm. dalam melakukan finishing dengan
0,2 mm agar dapat menghasilkankan permukaan yang lebih halus.
Setelah melakukan proses pembubutan atau perataan facing, dilanjutkan
dengan melakukan pemotongan diameter luar pada benda kerja yang akan di buat roda
gigi, dengan ukuran yang telah di tentukan yaitu dengan diameter 45 mm. setelah
menyesuaikan diameter luar dengan diameter 45 mm. lalu melakukan pemotongan
pada diameter dalam, pertama kali pembuatan lubang center pada bagian tengah
benda kerja. Pembuatan lubang center dilakukan dengan menggunakan bor. Sebelum
menggunakan mata bor yang besar, agar akurasi lubang berada tepat ditengah
digunakan bor center. Setelah mendapatkan titik pada pengeboran center maka
dilanjutkan dengan pengeboran menggunakan pahat yang berdiameter luar 15 mm.
setelah selesai dalam melakukan pengeboran, lalu melakukan camber dengan sudut
kemiringan 1 x 45º. Setelah pembuatan camber selesai maka benda kerja dilepaskan dari mesin
bubut ..kemudian memasang mandrel pada
lubang center tersebut. Setelah semua bagian telah diratakan.
Kemudian Setelah proses pembubutan selesai setelah itu tahap berikutnya adalah pembuatan profil gigi
pada roda gigi. Pembuatan profil pada roda gigi dibuat dengan menggunakan mesin
frais. Mesin Frais yang digunakan adalah mesin frais universal atau mesin frais
horizontal. Mata pahat yang digunakan
dalam mesin frais ini adalah spindle majemuk. Ukuran dari profil gigi didapat
dengan menggunakan rumus yang telah disediakan didalam modul sehingga didapat ukuran
sebagai berikut :
Ø Z : 16
Ø M : 2.5 mm
Ø Dt : Z x M
§ 16 x 2.5 = 40 mm
Ø Hl : 1 x M
§ 1 x 2.5 = 2.5 mm
Ø Hk : 1.25 x M
§ 1.25 x 2.5 = 3.125 mm
Ø H : Hl + Hk
o
+ 3.125 = 5.625 mm
Ø Dl : Dt + 2 hl
§ 40 mm + ( 2 x 2.5 mm ) = 45 mm
Ø Dk : Dt – 2 hk
§ 40 mm – ( 2 x 3.125 mm ) = 33. 75 mm
Keterangan :
Z : Jumlah gigi
M : Modul
Dl : Diameter luar
Dt : Diameter tusuk
Dk : Diameter kaki
H : Tinggi gigi
Hl : Tinggi kepala gigi
Hk : Tinggi kaki gigi
Setelah ukuran ukuran telah didapat dari roda gigi didapat barulah
pengerjaan dengan mesin frais dilakukan. Pertama pasang benda kerja pada
mandrel, setelah benda kerja terpasang pada mandrel, pasang mandrel tersebut
pada cak kepala pembagi, lalu setting posisi pahat pada titik center pada benda
kerja. Setelah terpasang semua, kita lakukan penyettingan pada posisi pemakanan
pahat pada titik nol pemakanan ( posisi mata pahat menempel pada benda
kerja). Penyettingan mesin frais
dilakukan dalam keadaan pahat berputar, Setelah sudah tercapai, skala nonius di
nol kan. Setelah itu baru pemotongan kedalaman roda gigi dilakukan.
Kedalaman dari tinggi roda gigi adalah sebesar 5.625 mm. Pemotongan
dilakukan sebanyak 3 kali dengan daya makan 2 x 2 mm, dan 1.625 mm. Pemotongan
kedalaman yang pertaama dilakukan sedalam 2 mm dan jarak profil gigi antara
yang satu dengan yang lain adalah 2,5 modul. Cara nya yaitu dengan memutar tuas
modul pada mesin frais sebesar 2,5 putaran sebanyak 16 kali. Dan berikutnya
dilanjutkan dengan pemotongan tinggi gigi yang kedua sebesar 2 mm.
Setelah pemotongan kedalaman tinggi profil gigi telah dilakukan,
maka lepaskan benda kerja berikut mandrelnya, setelah itu permukaan roda gigi
dibersihkan dari bagian bagian yang tajam yang timbul akibat hasil pemotongan
dari mesin frais. Setelah itu, tahap finishing dapat dilakukan yaitu dengan
memperbaiki gigi dengan menggunakan kikir. Setelah tahapaan tersebut selesai
dilakukan maka roda gigi telah selesai dibua.
V . PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum maka dapat diambil beberapa kesimpulaan yaitu:
1.
Dalam pembuatan roda gigi,
proses pengerjaan yang digunakan ada dua yaitu proses permesinan bubut dan
proses permesinan frais.
2.
Mesin bubut adalah mesin
perkakas yang berfungsi untuk membubut permukaan bulat (silindris), membubut
penampang benda kerja, membubut ulir, membubut alur, membubut permukaan benda
konis dan membubut dalam.
3.
Untuk pembuatan profil gigi
digunakan proses frais dengan menggunakan mesin frais universal atau mesin
frais horizontal dengan spindle jamak.
4.
Agar didapat hasil permukaan
yang halus pada benda kerja maka proses pembubutan ,mesti dilakukan dengan
perlahan dan putaran pahat yang terus menerus.
5.
Agar didapat hasil dengan
dimensi yang baik maka kita harus menggunakan pahat yang baik dalam proses
pembubutan dan frais.
B. Saran
Setelah melakukan praktikum pembuatan roda gigi maka praktikan dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1.
Dalam melakukan proses
pengerjaan hendaknya melakukan dengan serius dan konsentrasi penuh agar tidak
terjadi kesalahan dan miskomunikasi antara praktikan.
2.
Supaya pratikan harus lebih
menjaga alat-alat yang ada dilaboratorium proses produksi agar bisa digunakan
buat pratikum sesudahnya,dan menjaga keselamatan.
3.
Sebelum menggunakan mesin bubut
dan mesin frais hendaknya para praktikan mengerti dan memahami dengan baik cara
kerja mesin bubut dan mesin frais agar didapat hasil yang maksimal.
4.
Hendaknya menggunakan pahat
yang tajam dalam pross pengerjaan benda kerja agar menghasilkan benda kerja
yang memiliki kualitas yang baik.
5.
Yang perlu diperhatikan pada
mesin freis,jangan sampai mata pahat mengenai
Spindal mesin freis.
6.
Pengukuran kedalaman dan jarak
antara roda gigi harus diperhatikan dengan teliti,kesalahan pengukuran dan
peyetelan bias berakibat patal pada benda kerja.
7.
Pengecekan dan
pendataan ulang alat-alat pada setiap lemari harus deperbaharui sekaligus
penambahan alat-alat penunjang seperti kunci- kunci khusus mesin, karena umumnya banyak peralatan yang tidak ada
pada tempatnya.
LAMPIRAN
1.
Perhitungan
Adapun perhitungan yang ada dalam proses pengerjaan
pembuatan roda gigi adalah sebagai berikut :
Pembuatan roda gigi lurus :
ü Jumlah gigi ( Z ) : 16
buah
ü Modul ( M ) :
2.5 mm
ü Diameter lubah roda gigi : 15 mm
ü Tebal roda gigi : 25
mm
ü Diameter Tusuk (Dt)
o
Dt : Z x M
§ : 16 x 2.5 mm = 40 mm
ü Tinggi kepala gigi ( Hl)
o
Hl : 1 x M
§ : 1 x 2.5 mm = 2.5 mm
ü Tinggi kaki gigi (Hk)
o
Hk : 1.25 x M
§ : 1.25 x 2.5 mm = 3.125 mm
ü Diameter luar ( Dl)
o
Dl : Dt + ( 2 x Hl )
§ : 40 mm + ( 2 x 2.5 mm ) = 45 mm
ü Diameter Kaki ( Dk )
o
Dk : Dt – ( 2 x Hk )
§ : 40 mm – ( 2 x 3.125 mm ) = 33.75 mm
ü Tinggi gigi ( H )
o
H : Hl + Hk
§ : 2.5 mm + 3.125 mm = 5.625 mm
2.
Gambar Proses Pratikum
- Mesin bubut
- Mesin freis
3. Alumunium cor
4.
Gergaji besi
5.
Ragum
- Jangka sorong
0 Komentar