Turbin helic adalah
sebagai alat ujuk kerja energy kinetik dari aliran air atau mekanik lainnya. Turbin helic ini memiliki dua variasi yaitu penempatan dengan bentuk
horizontal dan vertikal, turbin ini
terdiri dari dua bagian roda plat yang memiliki diameter digabungkan
dengan dua atau lebih susunan sudu (inter-blade).
Cara kerja turbin helic (helical turbines) sangat sederhana hanya memanfaatkn aliran air
atau memanfaatkan energi kinetik sehingga dapat memutarkan turbin sesuai dengan
debit airnya. dimana setiap inter-blade
turbin helic terjadi sekali tumbukan
karena tidak menggunakan tinggi jatuh air.
Gambar 2.8 Turbin helic vertikal dan horizontal
Gambar 2.9 Turbin dengan dua sudu
Pada Gambar
2.9 menunjukkan tiga gambar yaitu plat yang berbentuk bulat memiliki diameter,
posisi penempatan sudu dan turbin yang sudah dirangkai antara plat yang
berdiameter dan sudu. Supaya turbin ini bisa berputar diberikan poros dan dua
bantalan yang sama.
2.4.
Kriteria pemilihan turbin helic
Pemilihan jenis turbin air dapat
ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin air,
karena untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pemilihan jenis turbin air
dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin air yaitu :
1. Kedalaman aliran air (m)
Kedalaman aliran air sangat menetukan
dalam pemilihan jenis turbin air karena apabila turbin tidak tertutup air maka
turbin berputar kurang maksimal. sehingga dalam pemilihan jenis turbin air yang
digunakan juga harus disesuaikan dengan kedalaman air. Umumnya turbin air yang
memanfaatkan kedalaman aliran air adalah turbin darius dan turbin helic.
2. Kapasitas
aliran air (Q)
Kapasitas aliran air tergantung dari luas
penampang aliran dan kecepatan rata-rata aliran dari pusat saluran air. Bila
kapasitas aliran air besar maka harus ada perencanaan yang tepat untuk luas
penampang saluran air yang akan digunakan. Semakin besar kapasitas aliran air
maka tekanan yang di hasilkan dari suatu bendungan akan semakin besar dan
turbin air yang digunakan harus sesuai dengan kapasitas aliran air yang dapat
dibangkitkan bendungan tersebut. Umumnya turbin air yang memanfaatkan tekanan
yang tinggi adalah turbin francis dan turbin kaplan .
2.5. model matematis turbin helic
2.5.1. Perhitungan Daya
Putaran turbin sangat tergantung pada
struktur turbin karena turbin bergerak sesuai dengan ukuran dan dimensi sudu. struktur
yang sering digunakan pada turbin ini dapat didefinisikan
sebagai rasio
dimana
adalah jumlah sudu, - chord dari masing-masing bagian sudu, dan - diameter
turbin.
(2.1)
S =
proyeksi sudu pada poros turbin
n =
jumlah sudu
H = tinggi atau panjang turbin (m)
r =
jari-jari (m)
d = setengah dari sudu chord dalam radian
terhadap sumbu rotasi
sebagai perbandingan relatif dari sudu turbin .
(2.2)
Untuk turbin dua sudu dapat
dihitung dengan:
(2.3)
Untuk turbin tiga sudu dapat
dihitung dengan :
(2.4)
Persamaan (2.1) - (2.4) digunakan untuk
mendapatkan nilai tekanan air dengan persamaan
(2.5)
Dimana:
Cd =
adalah koefisien drag
ρ = adalah densitas fluida(kg/m³)
A = 2hr = adalah
daerah frontal turbin
(m²)
V = adalah kecepatan air (m/s)
F = gaya air pada turbin (N)
Dalam perhitungan ini diketahui bahwa sudu
memiliki bentuk persegi panjang tipis
dengan panjang sama
dengan b chord
dari airfoil dan F sama dengan gaya reaksi yang
dapat dilahat dengan persamaan:
(2.6)
Dimana:
= constanta
A = daerah
frontal turbin
= kecepatan
air (m/s)
Perhitungan Torsi yang
dihasilkan turbin:
(2.7)
Dimana:
T
= Torsi (N.m)
F = gaya air pada turbin (N)
r =
jari-jari turbin (m)
Untuk Daya turbin dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan dibawah ini
(2.8)
Dimana:
= daya turbin (watt)
= densitas fluida
A = HD ( daerah aliran turbin helic ) (m²)
V = kecepatan air (m/s)
0 Komentar