Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

pembuatan proksimit



A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan, yaitu:
1.  Kadar Air
Alat yang digunakan terdiri dari: oven, cawan porselin, neraca analitik (sartorius), desikator, tang penjepit, kain lap dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet.

2.  Protein Kasar
Alat yang digunakan terdiri dari: oven, cawan porselin, neraca analitik, dexicator, penjepit cawan, blender dan labu kjeldahl, buret, gelas ukur 50 ml, gelas erlenmeyer 125 ml, silika disk. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet, H2SO4 (pekat), campuran garam (CuSO4+Na2SO4 atau K2SO4), NaOH 45%, H2SO4 (standart), NaOH (standart), kertas saring dan kain lap.

3.  Lemak Kasar
Alat yang digunakan terdiri dari: Satu set alat sokhlet, kertas saring bebas lemak, kapas dan biji hekter, desikator dan timbangan analitik. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet dan kloroform.

4.  Serat Kasar
Alat yang digunakan terdiri dari: becker glass 600 ml, pemanas, saringan linen, serat gelas (glass wool), alat penyaring, corong buchner, gelas arloji, tang penjepit, desikator, pompa vacum, tanur 550-600oC, timbangan analitik, dan kertas minyak serta pendingin. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet, asam sulfat (H2SO4 1,25%), natrium hidroksida (NaOH 3,25%), etanol 96%.

5.  Abu
Alat yang digunakan terdiri dari: oven, cawan porselin, neraca analitik, desikator, blender, penjepit cawan dan tanur listrik (6000C). Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet.

6.  Bahan Ekstraksi Tanpa Nitrogen
Alat yang digunakan becker glass 600 ml, pemanas, saringan linen, serat gelas (glass wool), alat penyaring, corong buchner, gelas arloji, tang penjepit, desikator, pompa vacum, tanur 550-600oC, timbangan analitik, dan kertas minyak serta pendingin.
Sedangkan bahan yang digunakan yaitu pakan pellet.

B. Cara Kerja
1.  Kadar Air
Adapun cara kerja dalam penentuan kadar air dalam pakan, yaitu:
a.    Panaskan cawan porselin beserta tutupnya yang bersih kedalam oven 1050C selama ±1 jam.
b.    Dinginkan di dalam desikator selama 15 menit.
c.    Timbang cawan porselin beserta tutupnya dan catat bobotnya (A).
d.    Masukkan sampel pakan pellet ke dalam cawan porselin sekitar 1 gram dan kemudian catat bobotnya (B).
e.    Panaskan cawan porselin berisi sampel di dalam oven 1050C selama lebih dari 6 jam (penutup jangan dipasang).
f.     Dinginkan di dalam desikator selama 15 menit.
g.    Timbang cawan porselin berisi sampel pakan tersebut.
h.    Hitung kadar air dengan rumus seperti di bawah ini:
KA    =
(B - A) - (C - A)
X 100%

(B - A)
Keterangan:
KA    =Kadar air (%)
A       =Bobot cawan porselin (g)
B       =Bobot cawan porselin sebelum dipanaskan (g)
C      = Bobot cawan porselin berisi sampel pakan pellet sesudah dipanaskan (g)
i.      Lakukan analisis dua kali dan beri tanda 1 dan 2 pada masing-masing cawan porselin, kemudian hitung rata-ratanya
KA  (%) =
KA1 + KA2

2
Keterangan:
KA1       = Kadar air pada ulangan 1 (%)
KA2       = Kadar air pada ulangan 2 (%)
j.      Hitung kadar bahan kering dengan rumus:
BK  = 100% - KA
Keterangan:
BK    = kadar bahan kering (%)
KA    = Kadar air (%)

2.  Protein Kasar
Adapun cara kerja dalam penentuan kadar protein dalam pakan, yaitu:
a.    Timbang kertas saring biasa (6x6 cm2) dan catat bobotnya (A).
b.    Masukkan sampel sebanyak ± 0,1 gram dan catat bobot kertas berisi sampel (B).
c.    Lipat kertas saring dan masukkan kedalam labu kjeldahl.
d.    Tambahkan 5 ml H2SO4 pekat (kerjakan di ruang asam).
e.    Tambahkan 0,2 gram (1 ujung sendok kecil) campuran katalisator.
f.     Nyalakan alat destruksi, kemudian kerjakan destruksi.
g.    Matikan alat destruksi apabila sampel berubah menjadi larutan berwarna jernih.
h.    Diamkan sampai menjadi dingin (tetap dalam ruang asam).
i.      Tambahkan 200 ml air suling.
j.      Siapkan 25 ml H3BO4 di gelas erlenmeyer, kemudian tambahkan sebanyak 2 tetes indikator (larutan berubah warna ungu/merah  muda). Ujung alat kondensor masukkan ke dalam gelas tersebut dan harus dalam posisi terendam
k.    Nyalakan alat destilasi dan kerjakan destilasi
l.      Tambahkan 25 ml NaOH 40% ke dalam labu kjeldahl tersebut secara cepat (jangan digoyang-goyang atau dikocok).
m.   Amati larutan yang terdapat di gelas erlenmeyer tersebut (berubah hijau).
n.    Angkat ujung kondensor yang terendam, apabila larutan telah menjadi sebanyak 2/3 bagian dari gelas tersebut
o.    Matikan alat destilasi
p.    Bilas ujung kondensor dengan air suling menggunakan botol semprot
q.    Siapkan peralatan untuk titrasi
r.     Isi buret dengan larutan HCL. Amati dan baca angka pada buret, kemudian catat (L1).
s.     Lakukan titrasi dengan perlahan-lahan.
t.      Hentikan titrasi apabila larutan berubah warna menjadi ungu.
u.    Amati buret dan baca angkanya, kemudian catat (L2).
v.    Lakukan pekerjaan seperti diatas untuk blanco (tanpa sampel analisa).
w.   Hitung persentasi nitrogen
x.    Hitung kadar protein dengan rumus:
KP = N X fp
Keterangan:
KP = Kadar protein (%)
N   = Kandungan nitrogen (%)
Fp = angka faktor protein untuk pakan nabati (6,25) hawani (5,56).
y.    Lakukan analisis dua kali, dan beri tanda 1 dan 2 pada masing-masing labu kjeldahl dan gelas erlenmeyer. Kemudian hitung rata-rata kandungan kadar proteinnya.
KP  (%) =
KP1 + KP2

2
Keterangan:
KP1        = Kadar protein ulangan 1 (%)
KP2        = Kadar protein ulangan 2 (%)

3.  Lemak Kasar
Adapun cara kerja dalam penentuan kadar lemak dalam pakan, yaitu:
a.    Panaskan kertas saring biasa (6x6m2) di dalam oven 1050C selama 1 jam.
b.    Masukkan ke dalam desikator selama 10 menit.
c.     Timbang dan catat bobotnya (A).
d.    Tambahkan sampel pellet ±0,3 g dan catat bobotnya (B).
e.    Lipat kertas saring
f.     Panaskan kedalam oven 1050C selama 6 jam. Kemudian dinginkan ke dalam desikator selama 15 menit. Setelah itu timbang dan catat bobotnya
g.    Masukkan ke dalam alat soxhlet
h.    Hubungkan antara soxhlet dan labu didih.
i.      Masukkan ke dalam alat soxhlet 300ml petroleum ether atau chloroform
j.      Hubungkan antara alat soxhlet dan kondensor
k.    Alirkan air ke dalam kondensor.
l.      Nyalakan alat pemanas.
m.   Panaskan atau didihkan selama 6 jam (terhitung sejak awal mendidih).
n.    Matikan alat pemanas, kemudian hentikan aliran air
o.    Ambil lipatan kertas saring berisi residu dan panaskan di oven 1050C selama 6 jam.
p.    Dinginkan kedalam desikator selama 15 menit.
q.    Timbang dan catat bobotnya (D).
r.     Hitung kadar lemak dengan rumus:
KL =
(C - A) - (D - A)
X 100%

B - A

Keterangan:
KL     =Kadar Lemak (%)
A       =Bobot kertas saring (g)        
B       =Bobot kertas berisi sampel sebelum dipanaskan (g)
C      = Bobot kertas berisi sampel setelah dipanaskan (g)
D      = Bobot kertas berisi residu setelah dipanaskan (g)
s.     Lakukan analisis dua kali, dan beri tanda 1 dan 2 pada masing-masing lipatan kertas. Kemudian hitung rata-rata kandungan kadar lemak.
KL  (%) =
KL1 + KL2

2
Keterangan:
KL1         = Kadar lemak ulangan 1 (%)
KL2         = Kadar lemak ulangan 2 (%)

4.  Serat Kasar
Adapun cara kerja dalam penentuan kadar serat kasar dalam pakan, yaitu
a.  Ditimbang kertas dan catat bobot
b.  Dimasukkan sampel 0,1 gr dan catat bobotnya
c.  Dituang sampel ke dalam gelas erlenmeyer
d.  Ditambahkan 200 ml H2SO4 0.25 N
e.  Dihubungkan gelas erlenmeyer dengan alat kondensor
f.   Dipanaskan selama 30 menit
g.  Disaring dengan corong kaca beralas kain
h.  Dibilas dengan air suling panas hingga bebas asam
i.    Dilakukan uji kertas lakmus untuk tahu bebas dari asam
j.    Dimasukkan residu kedalam gelas erlenmeyer
k.  Ditambah 200 ml NaOH 0.313 N dan dihubungkan erlenmeyer dengan kondensor
l.    Dipanaskan 30 menit
m. Disaring dengan corong kaca alas kertas whatman ashles
n.  Yang telah diketahui bobotnya
o.  Dibilas dengan air suling panas hingga bebas basa
p.  Dilakukan uji dengan kertas lakmus untuk tahu bebas basa ditandai tidak berwarna biru
q.  Dibilas dengan aceton
r.   Dilipat kertas saring whatman ashless berisi residu
s.   Dipanaskan dengan oven 105 0C selama 6 jam, dinginkan dalam desikator 15 menit timbang dan catat bobotnya
t.    Diletakkan kedalam cawan porselein yang tahu bobotnya
u.  Diabukan dalam tanur 6000 C selama 2 jam dan dimatikan tanur
v.  Didiamkan selama 1 jam hingga warna merah membara di cawan tidak ada
w. Dimasukkan dalam desikator hingga mencapai suhu kamar




5.  Abu
Adapun cara kerja dalam penentuan kadar abu dalam pakan, yaitu:
a.       Panaskan cawan porselin beserta penutupnya yang bersih di oven 1050C selama 1 jam.
b.      Dinginkan di dalam desikator selama 15 menit.
c.       Timbang dan catat bobotnya (A).
d.      Masukkan sampel sebanyak 1 gram dan catat bobot porselin berisi sampel (B).
e.       Abukan di dalam tanur 6000C selama 2 jam, tutup cawan tidak perlu disertakan.
f.       Matikan tanur, apabila sampel berubah warna menjadi putih ke abu-abuan maka berarti pengabuan sudah sempurna.
g.      Diamkan sekitar 1 jam, kemudian dinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar biasa dan penutup cawan porselin dipasang.
h.      Timbang cawan berisi abu dan catat bobotnya (C).
i.        Hitung kadar abu dengan rumus:
j.        Hitunglah persentase kadar abu bahan yang dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
KAb =
C  -  A
X 100%

B - A



Keterangan:
Kab   = Kadar abu (%)
A       = Bobot cawan porselin (g)    
B       = Bobot cawan porselin berisi sampel sebelum diabukan  (g)
C      = Bobot cawan porselin berisi sampel setelah diabukan  (g)

6.  Bahan Ekstraksi Tanpa Nitrogen
Adapun prosedur kerja dalam penentuan BETN dalam pellet, yaitu:
a.    Bahan ekstraksi tanpa nitrogen adalah hasil pengurangan antara 100% dan penjumlahan dari persentasi kadar air, abu, protein, lemak dan serat kasar.
b.    Hitung kadar BETN dengan rumus:
BETN
= 100%- KA+KAb+KP+KL+KS)
Keterangan:
BETN    = Kadar BETN (%)
KA         = Kadar air (%)
KAb       = Kadar abu (%)
KP         = Kadar protein (%)
KL         = Kadar lemak (%)
KS       = Kadar serat kasar (%)

Posting Komentar

0 Komentar