Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan



Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – 

KOMPRESOR DAN SISTIM UDARA TEKAN
1. PENDAHULUAN .........................................................................................1
2. JENIS KOMPRESOR ..................................................................................3
3. PENGKAJIAN KOMPRESOR DAN SISTIM UDARA TEKAN.................8
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI ...............................................................12
5. DAFTAR PERIKSA OPSI..........................................................................20
6. LEMBAR KERJA ......................................................................................21
7. DAFTAR ACUAN ......................................................................................24
1. PENDAHULUAN
Plant industri menggunakan udara  tekan untuk seluruh operasi produksinya, yang dihasilkan
oleh unit udara tekan yang berkisar dari 5  horsepower (hp) sampai lebih 50.000 hp. Departemen
Energi Amerika Serikat (2003) melaporkan bahwa 70 sampai 90 persen udara  tekan hilang
dalam bentuk panas yang tidak dapat digunakan,  gesekan, salah penggunaan dan kebisingan
(lihat gambar 1).  Sehingga,   kompresor  dan sistim udara  tekan menjadi area penting untuk
meningkatkan efisiensi energi pada plant industri.
Merupakan catatan yang berharga bahwa biaya untuk menjalankan sistim udara tekan jauh lebih
tinggi daripada harga kompresor itu sendiri (lihat Gambar 2). Penghematan energi dari perbaikan
sistim dapat berkisar dari 20  sampai 50 persen atau lebih  dari  pemakaian listrik, menghasilkan
ribuan bahkan ratusan ribu dolar. Sistim udara  tekan yang dikelola dengan benar dapat
Gambar 1. Diagram Shanky untuk Sistim Udara Tekan (McKane and Medaris, 2003)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 2
menghemat energi, mengurangi perawatan, menurunkan waktu penghentian operasi,
meningkatkan produksi, dan meningkatkan kualitas.
Sistim udara tekan terdiri dari  bagian pemasokan, yang terdiri dari  kompesor dan perlakuan
udara, dan  bagian permintaan, yang  terdiri dari sistim distribusi  & penyimpanan dan peralatan
pemakai akhir.  Bagian pemasokan yang dikelola dengan benar akan menghasilkan udara bersih,
kering, stabil yang dikirimkan pada tekanan  yang dibutuhkan dengan biaya yang efektif.  Bagian
permintaan yang dikelola dengan  benar akan meminimalkan udara terbuang dan penggunaan
udara tekan untuk penerapan yang tepat. Perbaikan dan pencapaian puncak kinerja sistim udara
tekan memerlukan bagian sistim pemasokan dan permintaan dan interaksi diantara keduanya .
1.1 Komponen Utama Sistim Udara Tekan
Sistim udara tekan terdiri dari komponen utama berikut: Penyaring udara masuk, pendingin antar
tahap, after-coolers, pengering udara, traps pengeluaran kadar air, penerima, jaringan pe mipaa n, 
penyaring, pengatur dan pelumas a n (lihat Gambar 3).
ß Filter Udara Masuk :  Mencegah debu masuk kompresor; Debu menyebabkan lengketnya
katup/ kran, merusak silinder dan pemakaian yang berlebihan.
ß Pendingin antar tahap:  Menurunan suhu udara sebelum masuk ke tahap berikutnya untuk
mengurangi kerja kompresi dan meningkatkan efisiensi. Biasanya digunakan pendingin air.
ß After-Coolers:  Tujuannya  adalah membuang kadar air dalam udara dengan penurunan suhu
dalam penukar panas berpendingin air.
ß Pengering Udara: Sisa-sisa kadar air setelah  after-cooler dihilangkan dengan menggunakan
pengering udara,  karena udara  tekan  untuk  keperluan  instrumen dan peralatan  pneumatik
harus bebas dari kadar air. Kadar air dihilangkan dengan menggunakan adsorben seperti gel
silika/ karbon aktif, atau pengering refrigeran, atau panas dari pengering kompresor itu
sendiri.
ß Traps Pengeluaran Kadar Air:  Trap pengeluaran kadar air diguakan untuk membuang
kadar air dalam udara tekan. Trap tersebut menyerupai steam traps.  Berbagai jenis trap yang
digunakan adalah  kran  pengeluaran manual, klep pengeluaran otomatis atau yang
berdasarkan waktu dll.
Gambar 2. Komponen biaya dalam sistim udara tekan  (eCompressedAir)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 3
ß Penerima : Penerima udara disediakan sebagai penyimpan dan penghalus denyut keluaran
udara – mengurangi variasi tekanan dari kompresor.
Gambar 3. Jenis Komponen Kompresor (US DOE, 2003)
2. JENIS KOMPRESOR
Seperti terlihat pada Gambar 4, terdapat dua jenis dasar : positive-displacement and dinamik.
Pada jenis  positive-displacement,  sejumlah udara atau gas di- trap dalam ruang kompresi dan
volumnya secara mekanik menurun, menyebabkan peningkatan tekanan tertentu kemudian
dialirkan keluar.  Pada kecepatan konstan, aliran udara tetap konstan dengan variasi pada tekanan
pengeluaran.
Kompresor dinamik memberikan enegi  kecepatan  untuk aliran udara atau gas yang kontinyu
menggunakan impeller yang berputar pada kecepatan yang sangat tinggi. Energi kecepatan
berubah menjadi energi tekanan karena pengaruh impeller dan  volute pengeluaran atau diffusers.
Pada kompresor jenis d inamik sentrifugal, bentuk dari sudu-sudu impeller menentukan hubungan
antara aliran udara dan tekanan (atau  head) yang dibangkitkan. Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 4
Gambar 4. Jenis Kompresor (US DOE, 2003)
2.1 Kompresor Positive Displacement
Kompresor ini tersedia dalam dua jenis: reciprocating dan putar/ rotary.
2.1.1 Kompresor reciprocating
Di dalam industri, kompresor reciprocating paling banyak digunakan untuk mengkompresi baik
udara maupun refrigerant. Prinsip kerjanya seperti pompa sepeda dengan karakteristik dimana
aliran keluar tetap hampir konstan pada kisaran tekanan pengeluaran tertentu. Juga, kapasitas
kompresor proporsional langsung terhadap kecepatan. Keluarannya, seperti denyutan.
Gambar 5. Penampang melintang kompresor  reciprocating (King, Julie)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 5
Kompresor reciprocating tersedia dalam berbagai konfigurasi; terdapat empat jenis yang paling
banyak digunakan yaitu horizontal, vertical, horizontal balance-opposed, dan tandem. Jenis
kompresor reciprocating vertical digunakan untuk kapasitas antara 50  – 150 cfm. Kompresor
horisontal balance opposed digunakan pada kapasitas antara 200 – 5000 cfm  untuk desain multitahap dan sampai 10,000 cfm untuk desain satu tahap (Dewan Produktivitas Nasional, 1993).
Kompresor udara  reciprocating biasanya  merupakan aksi tunggal  dimana penekanan dilakukan
hanya menggunakan satu sisi dari piston. Kompresor yang bekerja menggunakan dua sisi piston
disebut sebagai aksi ganda.
Sebuah kompresor dianggap sebagai
kompresor satu tahap jika keseluruhan
penekanan dilakukan menggunakan satu
silinder atau beberapa silinder yang parallel.
Beberapa penerapan dilakukan pada kondisi
kompresi satu tahap. Rasio kompresi yang
terlalu besar (tekanan keluar absolut/
tekanan masuk absolut) dapat menyebabkan
suhu pengeluaran yang berlebihan atau
masalah  desain lainnya. Mesin dua tahap
yang digunakan untuk tekanan tinggi
biasanya mempunyai suhu pengeluaran
yang lebih  rendah (140 to 160
o
C),
sedangkan pada mesin satu tahap suhu
lebih tinggi (205 to 240
o
C).
Untuk keperluan praktis sebagian besar plant kompresor udara reciprocating diatas  100
horsepower/ Hp merupakan unit  multi tahap dimana dua atau lebih tahap kompresor
dikelompokkan secara seri Udara biasanya didinginkan diantara masing-masing tahap untuk
menurunkan suhu dan volum sebelum memasuki tahap berikutnya (Dewan Produktivitas
Nasional, 1993).
Kompresor udara reciprocating  tersedia untuk jenis pendingin udara maupun pendingin air
menggunakan pelumasan maupun tanpa pelumasan,  mungkin dalam bentuk paket,  dengan
berbagai pilihan kisaran tekanan dan kapasitas.
2.1.2  Kompresor Putar/ Rotary
Kompresor  rotary mempunyai rotor dalam satu
tempat dengan piston dan memberikan  pengeluaran
kontinyu bebas denyutan.  Kompresor beroperasi
pada kecepatan tinggi dan umumnya menghasilkan
hasil keluaran yang lebih tinggi dibandingkan
kompresor  reciprocating.  Biaya investasinya
rendah, bentuknya kompak, ringan dan mudah
perawatannya, sehingga kompresor ini sangat
popular di industri. Biasanya digunakan dengan
ukuran 30 sampai 200 hp atau 22 sampai 150 kW.  Figure 7. Gambaran kompresor
ulir (Referensi tidak diketahui)
unknown)
 Gambar 6. Gambaran kompresor multi tahap
(King, Julie)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 6
Jenis dari kompresor putar adalah:
ß Kompresor lobe (roots blower)
ß Kompresor ulir  (ulir putar helical-lobe, dimana rotor putar jantan dan betina bergerak
berlawanan arah dan menangkap  udara sambil mengkompresi dan bergerak kedepan (lihat
Gambar 7)
ß Jenis baling-baling putar/  baling-baling luncur, ring cairan dan jenis gulungan.
Kompresor ulir putar menggunakan pendingin air. Jika pendinginan sudah dilakukan pada bagian
dalam kompresor, tidak akan terjadi suhu operasi yang ekstrim pada bagian-bagian yang bekerja.
Kompresor putar merupakan kompresor kontinyu, dengan paket  yang sudah termasuk pendingin
udara atau pendingin air. 
Karena desainnya yang sederhana dan hanya sedikit bagian-bagian yang bekerja, kompresor
udara ulir putar mudah perawatannya, mudah operasinya dan fleksibel dalam pemasangannya.
Kompresor udara putar dapat dipasa ng pada permukaan apapun yang dapat menyangga berat
statiknya
2.2 Kompresor Dinamis
Kompresor udara sentrifugal (lihat Gambar 8) merupakan kompresor dinamis, yang tergantung
pada transfer energi dari impeller berputar ke udara. Rotor melakukan pekerjaan ini dengan
mengubah momen dan tekanan udara. Momen ini dirubah menjadi tekanan tertentu dengan
penurunan udara secara perlahan dalam difuser  statis. Kompresor udara sentrifugal adalah
kompresor yang dirancang bebas minyak pelumas.  Gir yang dilumasi minyak pelumas terletak
terpisah dari udara dengan pemisah yang menggunakan sil pada poros dan ventilasi atmosferis.
Sentrifugal merupakan kompresor yang bekerja kontinyu, dengan sedikit bagian yang bergerak;
lebih sesuai digunakan pada volum yang besar dimana dibutuhkan bebas minyak pada udaranya.
K ompresor udara sentrifugal
menggunakan pend ingin air dan
dapat berbentuk paket.;
khususnya paket yang termasuk
after-cooler dan semua control.
Kompresor ini dikenal berbeda
karakteristiknya jika
dibandingkan dengan mesin
reciprocating. Perubahan kecil
pada rasio kompresi
menghasilkan perubahan besar
pada hasil kompresi dan
efisiensinya. Mesin sentrifugal
lebih sesuai diterapkan untuk
kapasitas besar diatas 12,000
cfm.
Gambar 8. Gambaran kompresor sentrifugal (King, Julie)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 7
Beberapa kriteria seleksi untuk berbagai jenis kompresor terlihat pada tabel dibawah ini.
Table 1. Kriteria Seleksi Umum untuk Kompresor  (Knfederasi Industri India)
Table 2. Perbandingan untuk beberapa jenis kompresor yang penting
(Kantor Pengembangan Energi Berkelanjutan, 2002)
Item  Reciprocating  Baling-baling
putar
Ulir Putar  Sentrifugal
Efisiensi pada beban
penuh
Tinggi Medium - tinggi Tinggi Tinggi
Efisiensi pada beban
sebagian
Tinggi karena
bertahap-tahap/
staging
Buruk : dibawah
60% beban
penuh
Buruk: dibawah
60% beban penuh
Buruk:
dibawah 60%
beban penuh
Efisiensi tanpa beban
(daya sama dengan
persen beban penuh)
Tinggi (10% -
25%)
Medium (30% -
40%)
Tinggi – Buruk
(25% - 60%)
Tinggi –
Medium (20%
- 30%)
Tingkat kebisingan  Bising Tenang
Tenang jika
tertutup
Tenang
Ukura n Besar Kompak Kompak Kompak
Penggantian minyak
pelumas
Sedang
Rendah -
medium
Rendah Rendah
Getaran Tinggi  Hampir tidak ada Hampir tidak ada
Hampir tidak
ada
Perawatan Banyak bagian
peralatan yang
dipakai
Sedikit bagian
peralatan yang
dipakai
Sangat sedikit
bagian peralatan
yang dipakai
Sensitif
terhadap debu
dan udara
Kapasitas  Rendah – tinggi
Rendah –
medium
Rendah – tinggi
Medium –
tinggi
Tekanan Medium – sangat
tinggi
Rendah –
medium
Medium – tinggi
Medium –
tinggiPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 8
3. PENGKAJIAN KOMPRESOR DAN SISTIM UDARA TEKAN
3.1 Kapasitas kompresor
Kapasitas kompresor adalah debit penuh aliran gas yang ditekan dan dialirkan pada kondisi suhu
total, tekanan total, dan diatur pada saluran masuk kompresor.  Debit aliran yang sebenarnya, 
bukan  merupakan  nilai volum aliran yang tercantum pada data alat, yang disebut  juga
pengiriman udara bebas/  free air delivery (FAD) yaitu udara pada kondisi atmosfir di  lokasi
tertentu.  FAD tidak sama untuk setiap lokasi sebab ketinggian,  barometer,  dan suhu dapat
berbeda untuk lokasi dan waktu yang berbeda.
3.1.1 Pengkajian kapasitas kompresor
Kompresor  yang sudah tua, walupun perawatannya baik,  komponen bagian dalamnya sudah
tidak efisien dan FAD nya kemungkinan lebih kecil dari nilai rancangan. Kadangkala, faktor lain
seperti perawatan yang buruk, alat penukar panas yang kotor dan pengaruh ketinggian juga
cenderung mengurangi FAD nya.  Untuk memenuhi kebutuhan udara, kompresor yang tidak
efisien mungkin harus bekerja dengan waktu yang lebih lama, dengan begitu memakai daya yang
lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan.
Pemborosan daya tergantung pada persentase  penyimpangan kapasitas FAD. Sebagai contoh,
kran kompresor yang sudah rusak dapat menurunkan kapasitas kompresor sebanyak 20 persen.
Pengkajian berkala terhadap kapasitas FAD untuk  setiap kompresor harus dilakukan untuk
memeriksa kapasitas yang sebenarnya. Jika penyimpangannya lebih dari 10 persen,  harus
dilakukan perbaikan.
Metoda ideal pengkajian kapasitas kompresor adalah melalui uji  nosel dimana  nosel yang sudah
dikalibrasi digunakan sebagai beban, untuk membuang udara tekan yang dihasilkan. Alirannya
dikaji berdasarkan suhu udara, tekanan stabilisasi, konstanta orifice, dll.
3.1.2 Metode sederhana pengkajian kapasitas pada ruang kerja
ß Tutup semua aliran keluar  kompresor  yang menuju ke sistim pengguna dengan menutup
rapat kran pemisah untuk pengujian dari sistim udara tekan utama.
ß Buka kran penguras air dan kuras habis airnya dan kosongkan  receiver dan pipa saluran.
Pastikan bahwa jalur water trap ditutup rapat sekali lagi untuk memulai pengujian.
ß Mulai nyalakan kompresor dan aktifkan stopwatch.
ß Catat waktu yang digunakan untuk mencapai tekanan operasi normal P2 (dalam receiver) dari
tekanan awalnya P1.
ß Hitung kapasitas dengan formula dibawah ini (Konfederasi Industri India): Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 9
Persamaan diatas  relevan untuk suhu udara tekan sama dengan suhu udara ambien, yaitu
kompresi isotermal sempurna.  Jika suhu udara tekan  aktual pada pengeluaran, t2
o
C lebih tinggi
dari suhu ambien  t1
0
C, FAD dikoreksi oleh faktor (273 + t1) / (273 + t2).
3.2 Efisiensi Kompresor
Beberapa pengukuran kompresor yang biasa digunakan adalah:  efisiensi volumetrik,  efisiensi
adiabatik, efisiensi isotermal,  dan efisiensi mekanik.
Efisiensi adiabatik dan isotermal dihitung sebagai daya  isotermal atau adiabatik dibagi oleh
konsumsi daya aktual. Gambar yang diperoleh menunjukan efisiensi keseluruhan  kompresor dan
motor penggerak.
3.2.1 Efisiensi isotermal
Efisiensi isotermal = Daya masuk aktual terukur / Daya Isotermal
Daya iso termal (kW) = P1 x Q1 x loger/36,7
Dimana P1 =  Tekanan mutlak masuk kg/ cm2
Q1 =  Udara bebas terkirim/ FAD, m
3
/jam.
r    =  Perbandingan tekanan P2/P1
Perhitungan daya  isotermal  tidak menyertakan daya yang diperlukan untuk mengatasi gesekan
dan biasanya memberikan efisiensi yang lebih rendah dari efisiensi adiabatis. Nilai efisiensi yang
dilaporkan biasanya efisiensi  isotermal.  Hal ini merupakan bahan pertimbangan  yang  penting
dalam memilih kompresor berdasarkan nilai efisiensi yang dilaporkan. Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 10
3.2.2 Efisiensi Volumetrik
Kompresor Displacement = ? x D
2
/4 x L x S x ? x n
Dimana D = Diameter silinder, mete r
L = jumlah langkah silinder, meter
S = Kecepatan kompresor rpm
? = 1 untuk silinder dengan aksi tunggal dan
      2 untuk silinder dengan aksi ganda
n = Jumlah silinder
Dalam prakteknya,  panduan  yang paling efektif dalam membandingkan efisiensi kompresor
adalah  konsumsi daya spesifik, yaitu kW/volum debit aliran, yang dapat digunakan untuk
berbagai kompresor.
3.3 Pengkajian Kinerja terhadap Kehilangan  Distribusi dalam sistim udara tekan
3.3.1 Kebocoran dan akibatnya
Sistim pipa dan pengatur distribusi membawa udara tekan dari  plant pusat kompresor ke area
proses. Sistim ini  terdiri dari berbagai kran  pemisah, traps fluida, tangki penyimpan  sementara, 
dan juga pemanasa n pada pipa dalam jumlah kecil untuk mencegah terjadinya pengembunan atau
pembekuan pada jalur yang terbuka ke udara luar. Kehilangan tekanan pada  distribusi biasanya
dikompensasikan dengan tekanan yang lebih tinggi di bagian pengeluaran kompresor.
Pada titik penggunaan udara tekan, sebuah pipa pengumpan  dilengkapi dengan kran  pemisah
aliran, saringan, dan  regulator, mengalirkan udara tekan ke pipa  untuk memasok  ke  peralatan
proses atau pneumatik.
Kebocoran dapat menjadi sumber yang signifikan dari energi yang terbuang dalam sistim udara
tekan di industri, kadang-kadang memboroskan 20 hingga 30 persen dari keluaran kompresor. 
Sebuah plant yang tidak terawat dengan baik mungkin akan memiliki laju kebocoran setara 20
persen dari kapasitas produksi udara tekan total.  Pendeteksian dan perbaikan kebocoran secara
pro-aktif dapat mengurangi kebocoran kurang dari 10 persen dari keluaran kompresor.
Disamping sebagai sumber pemborosan energi, kebocoran dapat juga berkontribusi terhadap
kehilangan operasi lainnya. Kebocoran menyebabkan penurunan tekanan sistim, yang dapat
membuat fungsi peralatan udara jadi kurang efisien, memberi pengaruh yang merugikan terhadap
produksi. Lagipula, dengan memaksakan peralatan bekerja lebih lama, kebocoran akan
memperpendek umur hampir seluruh peralatan sistim (termasuk paket kompresor itu sendiri).
Meningkatnya waktu operasi dapat juga menyebabkan permintaan perawatan tambahan danPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 11
meningkatkan waktu penghentian operasi yang tidak terjadwal. Akhirnya, kebocoran dapat
menyebabkan bertambahnya kapasitas kompresor yang tidak diperlukan.
Kebocoran dapat berasal dari berbagai bagian dari sistim, tetapi area permasalahan yang paling
umum adalah:
ß Kopling, pipa, tabung, dan sambungan
ß Pengatur tekanan
ß Traps kondensat terbuka dan kran untuk mematikan
ß Sambungan pipa, pemutus, dan sil karet.
Laju kebocoran merupakan fungsi tekanan terpasok dalam sistim yang tidak terkendali dan
meningkat dengan tekanan sistim  yang lebih tinggi. Laju kebocoran yang diidentifikasikan dalam
feet kubik per menit (cfm) juga berbanding lurus terhadap kuadrat diameter orifice. Lihat tabel
dibawah ini.
Tabel 3. Laju Kebocoran untuk berbagai pasokan tekanan dan ukuran orifice
(US DOE, 2004)
Laju Kebocoran* (cfm)
Tekanan Diameter Orifice (inchi)
(psig) 1/64 1/32 1/16 1/8 1/4 3/8
70 0,29 1,16 4,66 18,62 74,40 167,80
80 0,32 1,26 5,24 20,76 83,10 187,20
90 0,36 1,46 5,72 23,10 92,00 206,60
100 0,40 1,55 6,31 25,22 100,90 227,00
125 0,48 1,94 7,66 30,65 122,20 275,50
* Untuk  orifice yang bulat, nilai harus dikalikan dengan 0,97  dan 0,611 untuk bentuk  orifice
yang tajam.
3.2.2 Penentuan jumlah kebocoran
Untuk kompresor yang memiliki pengendali start/stop atau load/unload, terdapat suatu  cara yang
mudah untuk memperkirakan jumlah kebocoran dalam sistim.  Metode ini meliputi p enyalaan
kompresor pada saat tidak ada kebutuhan pada sistim (seluruh peralatan pengguna akhir yang
dioperasikan dengan udara dimatikan).  Sejumlah pengukuran dilakukan untuk menentukan
waktu rata-rata yang digunakan  pada saat load dan  unload pada kompresor;  kompresor akan
menyala pada saat load, kemudian akan mati pada saat unload. Kompresor akan load dan unload
karena adanya kebocoran udara akan menyebabkan terjadinya  siklus  menyala  dan mati  pada
kompresor, karena kompresor akan menyala/ load ketika tekanannya turun karena lolosnya udara
melalui kebocoran. Kebocoran total (persentase) dapat dihitung sebagai berikut: Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 12
Kebocoran akan dinyatakan dalam istilah persentase kehilangan dari  kapasitas kompresor.
Persentase kehilangan kebocoran harus kurang dari 10 persen dalam sistim yang terawat dengan
baik. Sistim yang perawatannya buruk dapat memiliki kehilangan setinggi 20 hingga 30 persen
dari daya dan kapasitas udaranya.
3.3.3 Tahapan metoda sederhana penghitungan jumlah kebocoran pada ruang kerja
Metode untuk pengukuran pada  ruang kerja yang sederhana untuk  “Penghitungan Jumlah
Kebocoran” dari sistim udara tekan adalah sebagai berikut:
ß Matikan operasi peralatan yang menggunakan udara (atau lakukan pengujian ketika tidak ada
peralatan yang sedang menggunakan udara tekan).
ß Jalankan kompresor untuk me ngisi sistim untuk mengatur tekanan operasinya.
ß Catat waktu yang dipakai untuk siklus “Load”  dan “Unload”  kompresor. Untuk hasil yang
lebih teliti,  lakukan untuk ON/ HIDUP  & OFF/ MATI berkali kali sampai 8 – 10 kali siklus
secara terus menerus (t). Kemudian hitung total waktu ON dan waktu OFF.
ß Gunakan  data diatas untuk menghitung jumlah kebocoran dalam sistim. Jika Q merupakan
udara bebas aktual yang dipasok selama percobaan (m
3
/menit),  maka kebocoran sistim
(m
3
/menit) adalahi:
Kebocoran sistim ( m
3
/menit) = Q × T / (T + t)
4. PELUANG EFISIENSI ENERGI
4.1 Lokasi Kompresor
Lokasi kompresor udara dan kualitas udara yang ditarik oleh kompresor akan memiliki pengaruh
yang cukup berarti terhadap jumlah energi yang digunakan. Kinerja kompresor sebagai mesin
yang  bernafas  akan  meningkat dengan udara yang dingin, bersih dan kering pada saluran
masuknya.
Contoh
Dalam uji kebocoran suatu proses industri, teramati hasil-hasil sebagai berikut
Kapasitas kompresor (m
3
/menit)  = 35
Tekanan saat menyala, kg/cm = 6,8
Tekanan saat mati, kg/cm
2 
= 7,5
kW yang dipakai untuk load = 188 kW
kW yang dipakai untuk unload = 54 kW
Waktu ’load’ rata-rata =1,5 menit
Waktu ’unload’rata-rata = 10,5 menit
Besarnya jumlah kebocoran =  [(1,5)/(1,5+10,5)] x 35  = 4,375 m
3
/menitPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 13
4.2 Suhu Udara pada Aliran Masuk
Pengaruh udara masuk pada kinerja kompresor tidak boleh diremehkan.  Udara masuk yang
tercemar atau panas dapat merusak kinerja kompresor dan menyebabkan energi serta biaya
perawatan yang berlebihan. Jika kadar air, debu, atau bahan pencemar lain terdapat dalam udara
masuk, maka bahan pencemar tersebut dapat terkumpul pada komponen bagian dalam
kompresor, seperti kran,  fan, rotor dan baling-baling.  Kumpulan pencemar tersebut dapat
mengakibatkan kerusakan dini dan menurunkan kapasitas kompresor.
Kompresor menghasilkan panas pada operasinya yang kontinyu. Panas ini d ilepaskan ke
kamar/ruang kompresor  sehingga memanaskan udara masuk.  Hal ini mengakibatkan rendahnya
efisiensi volumetrik dan pemakaian daya menjadi lebih besar. Sebagai aturan umum,  “Setiap
kenaikan suhu udara masuk sebesar  4
o
C akan meningkatkan konsumsi energi sebesar 1 persen
untuk keluaran yang sama”. Jadi udara dingin yang masuk akan meningkatkan efisiensi energi
kompresor (lihat tabel 4).
Tabe l 4. Pengaruh suhu udara masuk pada pemakaian daya kompresor
(Konfederasi Industri India)
Jika saringan udara masuk ditempatkan pada kompresor, suhu ambien harus dijaga pada nilai
minimum untuk mencegah penurunan aliran massa. Cara ini dapat d ilakukan  dengan
menempatkan pipa masuk diluar ruangan atau gedung. Jika saringan udara masuk ditempatkan
diluar gedung, dan terutama pada atap, harus diperhatikan suhu ambiennya.
4.3 Penurunan Tekanan dalam Saringan Udara
Saringan udara masuk pada kompresor harus dipasang, atau membawa udara dari lokasi yang
bersih dan dingin. Pabrik pembuat kompresor biasanya memasok, atau merekomendasikan,
saringan udara masuk dengan kualitas khusus yang dirancang untuk melindungi kompresor. 
Semakin baik penyaringan pada saluran masuk kompresor, maka akan semakin rendah biaya
perawatan kompresornya. Walau demikian,  penurunan tekanan  yang melintas saringan udara
harus dijaga minimum (ukuran dan perawatannya) untuk mencegah pengaruh penyumbatan dan
penurunan kapasitas kompresor. Alat pengukur perbedaan tekanan merupakan salah satu
peralatan yang terbaik untuk memantau kondisi saringan pada saluran masuk. Penurunan tekanan
yang melintas saringan baru pada saluran masuk tidak boleh lebih dari 3 pound per inchi kuadratPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 14
(psi). Tabe l  5 menunjukan pengaruh penurunan tekanan yang melintas saringan udara pada
konsumsi daya.
Tabel 5. Pengaruh penurunan tekanan yang melintas saringan pada peningkatan konsumsi
daya (Konfederasi Industri India)
Sebagai aturan umum  “Untuk setiap kenaikan  “penurunan tekanan”250 mm WC  yang melintas
pada jalur yang diakibatkan oleh saringan yang tersumbat dll, konsumsi daya kompresor akan
meningkat sekitar 2 persen untuk keluaran yang sama.”
Jadi, disarankan untuk membersihkan saringan udara masuk  secara reguler untuk meminimalkan
penurunan tekanan. Manometer atau pengukur perbedaan tekanan yang melintas saringan dapat
digunakan untuk memantau penurunan tekanan  supaya dapat merencanakan jadual pembersihan
saringan.
4.4 Ketinggian
Ketinggian memiliki dampak langsung terhadap efisiensi volumetrik kompresor. Pengaruh
ketinggian pada efisiensi volumetrik diberikan dalam Tabel 6.
Jadi jelas bahwa  kompresor yang terletak pada tempat yang lebih tinggi akan me ngkonsumsi
daya yang lebih besar untuk mencapai tekanan tertentu dibandingkan yang berada pada
permukaan laut, dimana rasio kompresinya lebih tinggi.
Tabel 6. Pengaruh ketinggian pada efisiensi volumetrik kompresor
(Confederation of Indian Industries)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 15
4.5 Inter dan After-Coolers
Hampir kebanyakan kompresor multi tahap menggunakan pendingin antara/intercoolers,  yang
merupakan alat penukar panas yang membuang panas kompresi  diantara tahap-tahap kompresi.
Pendinginan antara ini mempengaruhi efisiensi mesin keseluruhan.
Dengan digunakannya  energi mekanik ke gas untuk  kompresi, maka suhu gas akan naik.  Aftercoolers dipasang setelah tahap kompresi terakhir  untuk menurunkan suhu udara.  Pada saat suhu
udara berkurang, uap air dalam udara akan diembunkan, dipisahkan, dikumpulkan, dan dibuang
dari  sistim. Hampir seluruh kondensat dari kompresor dengan pendinginan antara dibuang
dalam pendingin antara, dan sisanya dalam pendingin  after-cooler.  Hampir seluruh sistim di
industri, kecuali yang memasok udara proses memanaskan operasi, memerlukan  after-cominyak
pelumasng. Dalam beberapa sistim, after-coolers merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
paket kompresor, sementara pada sistim yang lain  after-cooler merupakan bagian terpisah dari
peralatan. Beberapa sistim memiliki keduanya.
Idealnya, suhu udara masuk pada setiap tahap mesin multi tahap harus sama dengan keadaan
pada tahap pertama. Hal ini disebut sebagai  “pendinginan sempurna” atau kompresi  isotermal.
Akan tetapi dalam praktek yang sesungguhnya, suhu udara masuk pada tahap berikutnya lebih
tinggi dari nilai normal sehingga mengakibatkan pemakaian daya yang lebih besar, sebab volum
yang ditangani untuk tugas yang sama menjadi lebih besar (lihat Tabel 7).
Tabel 7. Gambaran mengenai Pengaruh  Intercominyak pelumasng pada Kompresor dan
Pemakaian Daya (Konfederasi Industri India )
Penggunaan air pada suhu yang lebih rendah mengurangi pemakaian daya spesifik. Suhu air
dingin yang sangat rendah dapat  menyebabkan pengembunan kadar air dalam udara,   d imana
apabila tidak dihilangkan akan mengakibatkan kerusakan silinder.
Hal yang serupa, pendinginan yang tidak mencukupi dalam after-coolers  (dikarenakan kotoran,
pembentukan kerak dll.), membiarkan udara hangat dan lembab menuju penerima/receiver,  yang Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 16
menyebabkan terjadinya lebih banyak pengembunan pada penerima udara dan jalur
distribusinya, sehingga dapat menyebabkan korosi, penurunan tekanan dan kebocoran pada pipa
dan peralatan pengguna akhir. Oleh karena itu, pembersihan secara berkala dan  menjaga suhu
aliran  udara  yang benar pada  intercoolers dan  after-coolers sangat penting untuk
mempertahankan kinerja yang dikehendaki.
4.6 Pengaturan Tekanan
Untuk kapasitas yang sama, sebuah kompresor memakai lebih banyak daya pada tekanan yang
lebih tinggi. Kompresor tidak boleh beroperasi diatas tekanan operasi optimumnya sebab bukan
hanya akan memboroskan energi, tetapi juga akan mengakibatkan pemakaian yang berlebihan,
juga mengakibatkan pemborosan energi. Efisiensi volumetrik kompresor juga menjadi lebih
kecil pada tekanan pengiriman yang lebih tinggi.
4.6.1 Menurunkan tekanan pengiriman
Kemungkinan merendahkan (optimalisasi) tekanan pengiriman harus  dika j i menggunakan studi
yang seksama terhadap permintaan tekanan berbagai peralatan, dan  adanya  penurunan tekanan
pada jalur antara pembangkitan udara tekan dan titik penggunaan. Penghematan daya  karena
penurunan tekanan ditunjukkan dalam Tabel 8.
Jika satu titik pengguna atau kelompok kecil pengguna memerlukan tekanan yang lebih besar
daripada  plant lainnya,  perlu dipertimbangkan untuk mengoperasikan sistim tersendiri atau
metambahkan paket penguat/booster pada titik pengguna,  sehingga dapat menjaga sistim yang
lebih besar beroperasi pada tekanan yang lebih rendah.  Pengoperasian sebuah kompresor pada
tekanan 120 PSIG dibandingkan 100 PSIG misalnya, memerlukan energi 10 persen lebih besar
dan juga meningkatkan laju kebocoran. Setiap upaya harus d ilakukan untuk menurunkan tekanan
sistim dan kompresor ke tingkat yang serendah mungkin.
Tabel 8: Pengaruh penurunan tekanan pengiriman terhadap pemakaian daya
(Konfederasi Industri India)
Catatan: Penurunan tekanan pengiriman sebesar 1 bar pada kompresor akan mengurangi
konsumsi daya sebesar 6 – 10 persen Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 17
4.6.2 Pengaturan kompresor dengan penyetelan tekanan optimum
Sangat sering dalam sebuah industri, kompresor yang berlainan jenis, kapasitas dan pembuatan
dihubungkan ke jaringan distribusi yang umum. Dalam keadaan yang demikian, pemilihan
kombinasi kompresor yang benar dan pengaturan optimal dari kompresor-kompresor yang
berbeda dapat menghemat energi.
Jika lebih dari satu kompresor  digunakan untuk  mengumpan  sebuah header, maka kompresor
harus beroperasi dalam keadaan dimana biaya untuk pembangkitan udara tekannya minimal.
ß Jika seluruh kompresor sama, pengaturan tekanan dapat disesuaikan sehingga hanya satu
kompresor yang menangani variasi beban,  sedangkan lainnya beroperasi pada sekitar beban
penuh.
ß Jika kompresor berlainan ukuran, saklar tekanan harus disetel sehingga hanya kompresor
terkecil saja yang diperbolehkan untuk divariasikan (bervariasi dalam debit aliran).
ß Jika kompresor berlainan jenis dioperasikan bersama, pemakaian daya unload menjadi cukup
berarti. Kompresor dengan daya no load terendah yang harus divariasikan.
ß Pada umumnya, kompresor dengan daya beban sebagian yang lebih rendah  yang harus diatur.
ß Kompresor dapat dikelaskan menurut pemakaian  energi spesifiknya, pada  berbagai tekanan
dan yang energinya efisien, membuat alat ini sesuai untuk banyak permintaan.
4.6.3 Memisahkan permintaan tekanan rendah & tinggi
Jika  kebutuhan udara  dengan tekanan rendah  cukup banyak, disarankan untuk membangkitkan
udara bertekanan rendah dan tinggi secara terpisah dan mengumpankannya ke bagian masingmasing daripada  menurunkan tekanan melalui kran penurun tekanan, yang  dapat  memboroskan
energi.
4.6.4 Rancangan untuk penurunan tekanan yang minimum pada jalur distribusi
Penurunan tekanan/  pressure drop merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk penurunan
tekanan udara dari  keluaran kompresor aktual ke titik pengguna. Penurunan tekanan terjadi  jika
udara  mengalir  melalui sistim pe ngelolaan dan distribusi. Sistim yang dirancang dengan benar
harus memiliki penurunan tekanan kurang dari 10 persen dari tekanan pengeluaran kompresor,
diukur dari keluaran tangki penerima ke titik penggunaan.
Makin panjang dan makin kecil diameter pipa maka akan semakin besar kehilangan karena
gesekannya. Untuk mengurangi penurunan tekanan secara efektif, dapat digunakan sebuah sistim
loop dengan aliran dua arah. Penurunan tekanan yang diakibatkan oleh korosi dan komponenkomponen sistim itu sendiri merupakan isu- isu penting.
Penurunan tekanan yang diakibatkan oleh ketidakcukupan ukuran pipa, elemen saringan yang
tersumbat, ukuran kopling dan pipa yang tidak benar merupakan pemborosan energi. Tabel 9
memberi gambaran mengenai pemborosan energi jika diameter pipa lebih kecil.
Penurunan tekanan yang dapat diterima dalam praktek di industri adalah 0,3 bar  dalam header
utama pada titik terjauh dan 0,5 bar pada sistim distribusi. Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 18
Tabe l  9. Penurunan tekanan dalam jalur udara tekan untuk berbagai ukuran pipa
(Konfederasi Industri India)
4.7 Meminimalkan Kebocoran
Sebagimana telah dijelaskan sebelumnya, kebocoran udara tekan bertanggung jawab terhadap
pemborosan daya yang sangat mendasar. Dikarenakan kebocoran udara hampir sangat tidak
mungkin untuk terlihat, suatu  metode harus digunakan untuk menentukan lokasi kebocoran
tersebut. Cara terbaik untuk mendeteksi kebocoran adalah dengan menggunakan pendeteksi
akustik ultrasonik (lihat gambar 10), yang dapat mengenali suara  desisan berfrekuensi tinggi
karena adanya kebocoran udara.
Deteksi kebocoran ultrasonik mungkin merupakan alat pendeteksi kebocoran yang paling handal.
Alat ini siap digunakan untuk deteksi berbagai situasi kebocoran.
Kebocoran seringkali terjadi pada sambungan.
Menghentikan kebocoran dapat dilakukan dengan
sangat  sederhana  seperti  mengencangkan
sambungan atau  sangat rumit dengan penggantian
alat yang tidak berfungsi seperti kopling,
sambungan, bagian pipa, selang, penguras, dan
traps. Dalam banyak kasus, kebocoran
diakibatkan oleh gagalnya pembersihan  karet atau
tidak benarnya menggunakan sil karet.  Pilihlah
sambungan berkualitas tinggi, putuskan
sambungannya,  ditambah  selang,  ditambah
tabung, dan pasangkan secara benar dengan sil
karet yang cocok untuk menghindari kebocoran
dimasa mendatang.
4.8 Pengambilan Kondensat
Setelah udara tekan meninggalkan ruang kompresi,  after-cooler kompresor menurunkan suhu
udara keluar dibawah titik embunnya (untuk hampir seluruh kondisi ambien) dan oleh karena itu
sejumlah besar uap terembunkan. Untuk menghilangkan kondensasi ini, hampir seluruh
kompresor yang sudah  menggunakan after-coolers, dipasang pemisah-trap kondensat.
Gambar 9. Alat deteksi ultrasonik
(Tashian, Paul)Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 19
Kran pengeluaran kondensat sebaiknya diletakkan dekat pengeluaran kompresor dan
disambungkan ke jalur pengeluaran kondensat yang dibuat miring/slope  kebawah supaya
kondensat dapat mengalir dengan baik. Kondensasi juga masih mungkin terjadi di sepanjang
pemipaan, sehingga pemipaan juga dibuat miring kebawah dan pada bagian terendah diberi
lengan/ tempat penetesan kondensat dan traps. Hal lain yang juga  penting adalah pipa
pengeluaran ukurannya harus sama dengan seluruh sambungan pengeluaran dengan sistim yang
tertutup dengan kecepatan yang tepat untuk tekanan pengeluarannya.
Sangat penting untuk selalu meninjau ulang terhadap ukuran pipa dan sambungan-sambungan
sebab panjang pipa, ukuran pipa, jumlah sambungan, jenis sambungan dan jenis kran dapat
berpengaruh terhadap efisiensi kompresor yang optimum.
4.9 Penggunaan Udara Tekan yang Terkendali
Sistim udara tekan yang  sudah tersedia di pabrik dapat menggoda  engineer pabrik untuk
memanfaatkan  udara tekan  yang sudah ada untuk digunakan  pada alat-alat be rtekanan rendah
seperti pengadukan,  pneumatic cconveying atau udara pembakaran.  Padahal penggunaan sebuah
blower untuk operasi tekanan lebih rendah akan  membutuhkan biaya dan energi yang jauh lebih
kecil dibandingkan untuk pembangkitan  udara tekan.
4.10 Pengendalian Kompresor
Kompresor udara menjadi tidak  efisien bila alat tersebut dioperasikan  dibawah kapasitasnya.
Untuk menghindari kompresor tetap menya la ketika tidak diperlukan,  dipasang sebuah alat
kontrol otomatis yang dapat mematikan dan menyalakan kompresor sesuai kebutuhan.  Hal
lainnya, jika tekanan sistim udara tekan dijaga serendah mungkin maka efisiensi akan meningkat
dan kebocoran udara berkurang.
4.11 Praktek Perawatan
Praktek perawatan yang baik dan benar akan secara dramatis meningkatkan efisiensi kinerja
sistim kompresor. Berikut adalah beberapa  tip untuk operasi dan perawatan yang efisien bagi
sistim udara tekan di industri:
ß Pelumasan:  Tekanan  minyak pelumas kompresor harus secara visuil diperiksa setiap hari,
dan saringan minyak pelumasnya diganti setiap bulan.
ß Saringan Udara:  Saringan udara masuk  sangat mudah tersumbat, terutama pada lingkungan
yang berdebu. Saringan harus diperiksa dan diganti secara teratur.
ß Traps Kondensat: Banyak sistim memiliki traps kondensat untuk mengumpulkan dan (untuk
traps yang dipasang dengan sebuah kran apung) me nguras kondensat dari sistim.  Traps
manual harus secara berkala dibuka dan ditutup kembali untuk menguras fluida yang
terakumulasi, traps otomatis harus diperiksa untuk memastikan  bahwa tidak  ada kebocoran
udara tekan.
ß Pengering Udara:  Udara kering merupakan energi yang intensif. Untuk pengering yang
didinginkan, periksa dan ganti saringan awal secara teratur karena pengering tersebut
seringkali memiliki lintasan kecil dibagian dalamnya yang dapat tersumbat oleh bahanPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 20
pencemar. Pengering regeneratif memerlukan sebuah penyaring penghilang minyak pada
saluran masuknya, karena mereka tidak dapat berfungsi dengan baik jika minyak pelumas
dari kompresor membalut  bahan penyerap airnya. Suhu pengeringan yang  baik harus dijaga
dibawah  100°F  untuk menghindari peningkatan pemakaian bahan penyerap airnya,  yang
harus diganti lagi setiap 3 – 4 bulan tergantung pada laju kejenuhan.
5. DAFTAR PERIKSA OPSI
ß Cari dan perbaiki kebocoran udara tekan dan cobalah untuk mencegah hal yang sama.
Periksa kebocoran dan kehilangan tekanan diseluruh sistim secara teratur (bulanan).
ß Hindari praktek yang tidak benar, untuk memastikan penggunaan udara yang bebas kadar air
pada titik pengguna an.
ß Atur seluruh operasi titik penggunaan pada tekanan serendah mungkin dengan menggunakan
pengatur/regulator yang baik .
ß Hilangkan penggunaan pengangkat udara dan motor udara.
ß Matikan pasokan udara ke peralatan produksi yang  sedang tidak bekerja
ß Pisahkan pengguna tunggal udara bertekanan tinggi.
ß Pantau penurunan tekanan dalam sistim pemipaan.
ß Evaluasi kebutuhan untuk pengaturan kompresor.
ß Gunakan motor berefisiensi tinggi sebagai pengganti motor standar.
ß Pertimbangkan penggunaan kompresor multi-tahap
ß Gunakan tekanan keluar serendah mungkin.
ß Gunakan limbah panas yang keluar dari kompresor untuk membantu penghematan energi
pabrik.
ß Hindarkan pengiriman tekanan tinggi ke seluruh pabrik hanya untuk memenuhi satu
pengguna.
ß Pahami pengendali sistim kompresor bertingkat.
ß Gunakan pengendali intermediate/expander/pengatur tekanan balik yang berkualitas tinggi.
ß Pahami persyaratan-persyaratan untuk perlatan pembersihan.
ß Gunakan teknologi pengeringan yang memberi tekanan maksimum yang diperbolehkan 
untuk titik pengembunan.
ß Pilihlah produk-produk “yang terbaik dikelasnya” untuk seluruh suku cadang kompresor.
ß Pantau perbedaan tekanan yang melintasi saringan udara. Penurunan tekanan yang berlebihan
dalam saringan juga merupakan pemborosan energi.
ß Gunakan udara luar yang dingin untuk masukan kompresor.
ß Lakukan strategi perawatan pencegahan yang sistimatik untuk kompresor anda. Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 21
ß Berikan pelatihan dan ciptakan kepedulian diantara pekerja terhadap operasi dan perawatan
yang efisien sistim kompresor.
ß Patikan seluruh sistim dipantau oleh praktek good housekeeping.
ß Pastikan kondensasi dapat dihilangkan secara cepat dari jaringan distribusi, atau tidak terjadi
kondensasi.
ß Periksa bahwa ukuran receiver/penerima hanya menyimpan udara bagi kebutuhan  untuk
jangka pendek.
6. LEMBAR KERJA
Lembar Kerja 1. Master Data Kompresor
Referensi kompresor udara Satuan  1 2 3 4
Pabrik pembuat - -
Jenis - -
Jumlah tahap  - -
Kapasitas pengeluaran Nm
3
/me nit
Tekanan pengeluaran kg/cm
2
.g
Kecepatan rpm
Kapasitas penerima m
3
Penilaian motor
Daya  kW
Arus beban penuh A
Tegangan V
Faktor daya PF
Kecepatan rpm
Frekuensi  Hz
Konsumsi daya spesifik  kW/m3
/menitPeralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 22
Lembar Kerja 2. Uji Kebocoran dalam Sistim Udara Tekan
Keterangan Satuan Keterangan
Pengguna udara tekan Jumlah Sebutkan area pabriknya
Waktu load (t1) Detik Diukur
Waktu unload (t2) Detik  Diukur
Kapasitas kompresor Nm3/menit Data
Kebocoran = [t1/(t1+t2)] x 100 % Diperkirakan
Kebocoran cfm
= % Kebocoran x Kapasitas Kompresor
Diperkirakan
Prosedur:
· Uji kebocoran diakukan bila keseluruhan pabrik dimatikan atau bila pengguna udara
tekan tidak sedang bekerja. Akan menguntungkan jika bagian yang terpisah dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan kran pemisah.
· Kompresor dinyalakan untuk mengisi jaringan sistim dengan udara tekan.
· Karena tidak ada pemakai udara tekan, kompresor udara akan unload/ mati pada saat
tekanan sistim mencapai titik pengaturan (katakan saja 8 kg/cm2.g).
· Jika tidak terdapat kebocoran pada sistim, kompresor udara akan tetap unload/mati terus.
· Karena adanya kebocoran sistim, tekanan dalam sistim secara berangsur-angsur mulai
turun mencapai t itik pengaturan bawah, dimana kompresor udara akan load/ menyala lagi
dan mulai menghasilkan udara tekan.
· Waktu load dan unload diukur dengan menggunakan stopwatch dan diulang sampai 5–6
siklus, kemudian di rata-ratakan.
· Kebocoran udara tekan  (%) dan jumlahnya kemudian dapat dievaluasi. Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 23
Lembar Kerja 3. Pengujian Kapasitas Kompresor
Referensi kompresor udara Satuan 1 2 3 4
Volum penerima ditambah volum  pe mipaa n
antara penerima dan kompresor udara
m
3
Suhu penerima °C
Tekanan awal penerima (P1) kg/cm
2
.a
Tekanan akhir penerima (P2) kg/cm
2
.a
Waktu yang digunakan untuk mengisi
penerima dari P1 ke P2 (t)
Menit
Tekanan atmosfir (Po) kg/cm
2
.a
Kapasitas kompresor udara (pengiriman
udara bebas/ FAD) Q
Nm
3
/menit
Catatan :  Setiap kompresor harus memiliki penerimanya sendiri.
Prosedur:
1. Kompresor udara yang sedang diuji kapasitasnya, mula-mula dipisahkan dari sistim
yang ada, dengan cara mengoperasikan kran pemisah searah/ tidak dapat balik.
2. Motor penggerak kompresor dimatikan.
3. Penerima yang disambungkan ke kompresor udara ini dikosongkan.
4. Motor distarter ulang
5. Tekanan dalam penerima mulai naik. Tekanan awal, misalnya 2 kg/cm
2
 ,dicatat.
Stopwatch dimulai pada saat tersebut.
6. Stopwatch dihentikan bilamana tekanan penerima telah naik ke, misalnya 9 kg/cm2
.
7. Dicatat waktunya.
8. Kapasitas kompresor dievaluasi dengan:
(Nm
3
/menit) =  ÷
ø
ö
ç
è
æ
+
÷ ´
ø
ö
ç
è
æ
´
ø
ö
è
æ -
273 T
273
   
t
V
   
P
P P R
o
2 1Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 24
7. DAFTAR ACUAN
Confederation of Indian Industries. Manual on Compressors and Compressed Air Systems.
http://greenbusinesscentre.com/documents/compressor.pdf
ECompressedAir. Compressed Air Audits.  http://ecompressedair.com/air.shtml
 http://superiorsigna l.com/usndacr.pdf
King, Julie. MichiganTech, Department of Chemical Engineering
McKane, A. and Medaris, B. The Compressed Air Challenge – Making a difference for US
industry. 2003. http://eetd.lbl.gov/ea/indpart/publications/lbnl_52771.pdf  
MT University. Compressors.
www.chem.mtu.edu/chem_eng/current/new_courses/CM4120/315,30,Reference
National Productivity Council, India.  Compressors. In: Technology Menu for Efficient Energy
Use, Motor Drive Systems (NPC). 1993
NPC Energy Audit Reports
Sustainable Energy Development Office, Government of Western Australia.  Compressed Air
Systems. 2002. www1.sedo.energy.wa.gov.au/uploads
Tashian, Paul. Successful Leak Detection Using Ultrasonics.
US Department of Energy (US DOE), Energy Efficiency and Renewable Energy. Improving
Compressed Air System Performance. DEO/GO-102003-1822. 2003.
www.oit.doe.gov/bestpractices/compressed_air
US Department of Energy, Energy Efficiency and Renewable Energy, Industrial Technologies
Program. Energy Tips – Compressed Air Tip Sheet 3. 2004.
www.eere.energy.gov/industry/bestpractices/pdfs/compressed_air.pdf
Copyright:
Copyright © United Nations Environment Programme (year 2006)
This publication may be reproduced in whole or in part and in any form for educational or non-profit purposes without special
permission from the copyright holder, provided acknowledgement of the source is made. UNEP would appreciate receiving a
copy of any publication that uses this publication as a source. No use of this publication may be made for resale or any other
commercial purpose whatsoever without prior permission from the United Nations Environment Programme.
Hak cipta:
Hak cipta © United Nations Environment Programme (year 2006)
Publikasi ini boleh digandakan secara keseluruhan atau sebagian dalam segala bentuk untuk pendidikan atau keperluan nonprofit tanpa ijin khusus dari pemegang hak cipta, harus mencantumkan sumber yang membuat. UNEP akan menghargai
pengiriman salinan dari setiap publikasi yang menggunaan publikasi ini sebagai sumber. Tidak diijinkan untuk menggunakan
publikasi ini untuk dijual belikan atau untuk keperluan komersial lainnya tanpa ijin khusus dari United Nations Environment
Programme.
Disclaimer:
 This energy equipment module was prepared as part of the project   "Greenhouse Gas Emission Reduction from Industry in Asia
and the Pacific" (GERIAP) by the National Productivity Council, India. While reasonable efforts have been made to ensure that
the contents of this publication are factually correct and properly referenced, UNEP does not accept responsibility for the
accuracy or completeness of the contents, and shall not be liable for any loss or damage that may be occasioned directly or
indirectly through the use of, or reliance on, the contents   of this publication, including its translation into other languages than
English. This is the translated version from the chapter in English, and does not constitute an official United Nations publication.Peralatan Energi Thermis: Kompresor dan Sistim Udara tekan
Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia – www.energyefficiencyasia.org ©UNEP 25
Disclaimer:
Modul peralatan energi ini dibuat sebagai bagian dari proyek “Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Industri di Asia dan
Pasifik/ Greenhouse Gas Emission Reduction from Industry in Asia and the Pacific” (GERIAP) oleh Badan Produktivitas
Nasional, India.  Sementara upaya-upaya masih dilakukan untuk menjamin bahwa isi dari publikasi ini didasarkan fakta-fakta
yang benar, UNEP tidak bertanggung- jawab terhadap ketepatan atau kelengkapan dari materi, dan tidak dapat dikenakan
sangsi terhadap setiap kehilangan atau kerusakan baik langsung maupun tidak langsung terhadap penggunaan atau
kepercayaan pada isi publikasi ini

Posting Komentar

0 Komentar