1.
Aplikasi
Metode Card Sort
Melvin
L. Silberman menjelaskan bahwa mengajarkan bukan semata persoalan menceritakan.
Belajar bukanlah konsekuensi dari penuangan informasi ke dalam benak siswa (
peserta didik ). Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja peserta didik
sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata tidak akan membuahkan hasil belajar
yang langgeng. Yang bisa membuahkan hasil belajar yang langgeng hanyalah
kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, peserta didik harus
mengerjakan banyak sekali tugas. Mereka harus menggunakan otak, mengkaji
gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar
aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Siswa ( peserta
didik ) bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan
berpikir keras (moving about and thinking
aloud).[1]
Pembelajaran
aktif model card sort merupakan
pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik, dimana dalam pembelajaran
ini setiap peserta didik diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang
materi yang akan dibahas, kemudian peserta mengelompokkan sesuai dengan kartu
indeks yang dimilikinya. Setelah itu akan mendiskusikan dan mempresentasikan
hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya. Disini pendidik lebih
banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas
atau materi yang belum dimengerti peserta didik setelah presentasi selesai.
Strategi belajar “Memilah dan Memilih kartu” Card Sort, banyak pakar pendidikan yang telah merumuskan
langkah-langkah aplikasinya, diantaranya:
Langkah-langkah
aplikasi yang ditulis Hartono, sebagai berikut: Langkah pertama, guru membagikan selembar “kartu” kepada setiap
siswa ( peserta didik ) dan pada kartu tersebut telah dituliskan suatu materi.
Kartu tersebut telah dituliskan terdiri dari “kartu judul” dan “kartu bahasan
judul” tersebut. Kartu judul biasanya
menggunakan huruf non-kapital. Langkah
kedua, siswa ( peserta didik ) diminta untuk mencari teman (pemegang kartu
judul) yang sesuai dengan masalah yang ada pada kartunya untuk satu kelompok. Langkah ketiga, siswa (
peserta didik ) akan berkelompok dalam satu “pokok bahasan” atau masalah
masing-masing. Langkah keempat, siswa
( peserta didik ) diminta untuk menempelkan di papan tulis bahasan yang ada
dalam kartu tersebut berdasarkan urutan-urutan bahasannya yang dipegang
kelompok tersebut. Langkah kelima,
seorang peserta (pemegang kartu judul) dari masing-masing kelompok untuk
mmenjelaskan dan sekaligus mengecek kebenaran urutan per pokok bahasan. Langkah keenam, bagi siswa ( peserta
didik ) yang salah mencari kelompok sesuai bahasan atau materi yang sesuai
dengan kartu yang dipegang. Langkah
ketujuh, guru memberikan komentar atau penjelasan dari permainan tersebut.
Adapun langkah-langkah aplikasi lainnya
yaitu:
1. Masing-masing
siswa diberikan kartu indek yang berisi materi pelajaran. Kartu indek dibuat
berpasangan berdasarkan definisi, kategori/ kelompok, misalnya kartu yang
berisi aliran empiris dengan kartu pendidikan ditentukan oleh lingkungan dan
lain-lain. Makin banyak siswa ( peserta didik ) makin banyak pula pasangan
kartunya.
2. Guru
menunjuk salah satu peserta yang memegang kartu, peserta yang lain diminta
berpasangan dengan peserta tersebut bila
merasa kartu yang dipegangnya memiliki kesamaan definisi dan kategori.
3. Agar
situasinya agak seru dapat diberikan hukuman bagi peserta yang melakukan
kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama.
4. Guru
dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi terjadi.[2]
Langkah-langkah aplikasi metode card sort menurut Fatah Yasin yaitu:
a. Bagikan
kertas yang bertuliskan informasi atau kategori tertentu secara acak.
b. Tempelkan
kategori utama di papan atau kertas di dinding kelas.
c. Mintalah
peserta didik untuk mencari temannya yang memiliki kertas/ kartu yang berisi
sama untuk membentuk kelompok dan men diskusikannya.
d. Mintalah
mereka untuk mempresentasikannya.[3]
Langkah-langkah
lainnya dalam aplikasi metode card sort
menurut Suhairini, Suti’ah dan Marno yaitu antara lain:
a.
Bagikan kertas berisi
informasi atau contoh atau langkah-langkah yang telah disusun secara sistematis
dalam satu kategori tertentu atau lebih secara acak.
b.
Biarkan siswa ( peserta
didik ) berbaur mencari kawan-kawan dalam satu kategori yang sama.
c.
Setelah siswa ( peserta
didik ) menemukan kawan-kawan dalam satu kategori, mintalah mereka berdiri
berjajar sesuai urutan kategori dan menjelaskan kategori tersebut secara
keseluruh kelas.
d.
Setelah semua kategori
dijelaskan, berilah penjelasan tentang hal-hal yang masih dianggap perlu agar
semua siswa ( peserta didik ) memperoleh pemahaman yang utuh.[4]
Menurut
Hisyam Zaini adapun langkah-langkah aplikasi dalam metode card sort yaitu:
a.
Setiap siswa diberi
potongan kertas atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih kategori.
b.
Mintalah siswa (
peserta didik ) untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan
kartu dengan kategori yang sama (anda dapat mengumumkan kategori tersebut
sebelumnya atau membiarkan peserta menemukannya sendiri).
c.
Siswa ( peserta didik )
dengan kategori yang sama diminta mempresentasikan kategori masing-masing di
depan kelas.
d.
Seiring dengan
presentasi dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait
materi perkuliahan.[5]
[1] Melvin, L. Siberman, Aktive
Learning: 101 Cara Belajar Siswa
Aktif, Nusa Media, Bandung, 2006, hlm. 9.
[2]
Melvin, L. Silberman, Op.Cit.,
hlm. 169-170.
[3]
A. Fatah Yasin, Op.Cit., hlm.
169-170
[4] Siti Kusrini, dkk., Loc. Cit.
[5] Hisyam Zaini, dkk., Loc.Cit,
[6] Melvin, L. Silberman, Op. Cit., hlm. 170.
0 Komentar