Enzim
restriksi atau endonuklease restriksi
adalah enzim yang memotong molekul DNA.[1] Enzim ini memotong DNA
pada rangka gula-fosfat tanpa merusak basa.[1]
Setiap enzim mempunyai sekuens
pengenalan yang unik pada utas DNA, biasanya sepanjang 4-6 pasang basa.[2]
Sejarah
Pada
akhir 1960-an, ilmuwan Stewart Linn dan Werner Arber mengisolasi dua contoh enzim yang berperan dalam menghambat
pertumbuhan bakteriofag yang menyerang E. coli.[3] Salah satu enzim bekerja memetilasi
DNA, sedangkan enzim yang satunya bekerja memotong DNA yang tidak termetilasi
pada beberapa lokasi di sepanjang molekul DNA.[3] Enzim yang pertama
disebut metilase
(methylase), sedangkan enzim yang satunya disebut nuklease
restriksi (restriction nuclease).[3] Kemudian pada tahun 1968, H.O. Smith, K.W. Wilcox, dan T.J. Kelley, yang bekerja di John Hopkins University, mengisolasi dan mengkarakterisasi enzim nuklease
restriksi pertama.[3] Enzim ini berasal dari bakteri
Haemophilus influenzae, dan diberi nama HindII.[3] Enzim ini
selalu memotong molekul DNA pada sekuen spesifik dengan panjang situs
pengenalan enam pasang basa.[3]
2. Sekuens pengenal enzim restriksi
Tabel
1 Contoh enzim restriksi beserta sekuen pengenalannya
|
|
Enzim
|
Sekuen
Pengenalan
|
BamHI
|
GGATCC
CCTAGG |
NotI
|
GCGGCCGC
CGCCGGCG |
Sau3AI
|
GATC
CTAG |
SacI
|
GAGCTC
CTCGAG |
Sst
I
|
GAGCTC
CTCGAG |
HinfI
|
GANTC
CTNAG |
XhoII
|
PuGATCPy
PyCTAGPu |
Sekuen
pengenalan atau sering disebut juga situs pengenalan merupakan sekuen DNA yang
menjadi tempat menempelnya enzim restriksi dan melakukan pemotongan pada sekuen
tersebut.[4] Panjang sekuen pengenalan enzim restriksi berbeda-beda,
seperti enzim EcoRI, SacI, dan SstI mempunyai sekuen pengenalan sepanjang 6
pasang basa, sedangkan NotI 8 pasang basa, dan Sau3AI hanya 4 pasang basa.[4]
Kebanyakan dari enzim restriksi bersifat palindromik (palindromic) yang berarti sekuen pengenalan sama
jika dibaca dari 5’3’ baik utas atas maupun utas bawah.[4]
Contohnya adalah HindIII dengan situs pengenalan 5’-AAGCTT-3’ (utas
atas)/3’-TTCGAA-5’ (utas bawah).[4]
Enzim
restriksi yang berbeda, dapat mempunyai situs pengenalan yang sama, contohnya:
SacI dan SstI.[5] Ezim yang mempunyai situs pengenalan yang sama
disebut dengan istilah isoschizomers.[5] Dalam beberapa kasus, isoschizomers
juga memotong DNA pada tempat yang sama, namun beberapa tidak demikian.[5]
Situs
pengenalan pada enzim restriksi dapat pasti atau ambigu.[5] Seperti contohnya
pada BamHI, enzim ini sudah pasti memotong pada sekuen GGATCC.[5]
Sementara itu, situs pengenalan HinfI adalah GANTC.[5] N dalam situs
pemotongan HinfI berarti dapat diganti oleh basa apa saja, inilah yang dimaksud
dengan situs ambigu[5]. Contoh lainnya situs ambigu adalah XhoII.[5]
Enzim ini mempunyai situs pemotongan PuGATCPy.[5] Pu merupakan
singkatan dari purin (basa A atau G), sedangkan Py
merupakan singkatan dari pirimidin (pyrimidine) (basa T atau C).[5] Jadi
XhoII dapat mengenali dan memotong sekuen AGATCT, AGATCC, GGATCT dan GGATCC.[5]
Situs
pengenalan satu enzim, dapat mengandung situs pengenalan enzim lainnya[5]
Situs pengenalan BamHI mengandung situs pengenalan Sau3AI.[5] Oleh
karena itu, semua sekuen pemotongan BamHI akan dipotong oleh Sau3AI, tapi tidak
sebaliknya.[5]
3. Perkiraan Pemotongan
Panjang
dari sekuen pengenalan memengaruhi seringnya enzim restriksi memotong DNA dalam
ukuran tertentu.[6] Misalnya pada enzim yang memiliki panjang 4
basa, enzim ini diperkirakan akan memotong setiap 256 nukleotida.[6] Perhitungan tersebut diperoleh dengan
mengasumsikan setiap basa mempunyai kemungkinan yang sama untuk muncul, yaitu sebesar
1/4 (kemungkinan muncul 1 dari 4 basa).[6] Jadi jika sekuen
pengenalan mempunyai panjang 6 basa, maka perhitungannya menjadi: (1/4)6
= 1/4096.[6] Perhitungan ini hanya sebagai perkiraan, pada
kenyataannya belum tentu demikian.[6] Beberapa sekuen bisa jadi
lebih sering atau lebih jarang ditemui dalam suatu organisme.[6]
Seperti pada mamalia,
sekuen CG sangat jarang ditemui sehingga enzim HpaII yang mempunyai sekuen
pengenalan CCGG akan lebih jarang memotong pada DNA mamalia.[6]
Enzim
restriksi yang mempunyai sekuen pengenalan yang pendek akan menghasilkan banyak
potongan DNA; sedangkan jika mempunyai sekuen pengenalan yang panjang, akan
dihasilkan potongan DNA yang lebih sedikit.[6] Baik enzim yang
mempunyai sekuen pemotongan pendek maupun panjang, mempunyai fungsi
masing-masing dalam rekayasa genetika.[6]
Beberapa
enzim sering yang digunakan dalam laboratorium dibagi menjadi tiga berdasarkan
perkiraan pemotongan:[6]
3. 1. 6- cutters
Ezim
restriksi yang tergolong dalam 6-cutters memiliki situs pemotongan yang
spesifik pada 6 nukleotida.[6] Ezim ini cocok digunakan untuk
pekerjaan kloning
sehari-hari karena enzim ini lumayan sering memotong satu atau dua situs pada plasmid,
namun jarang memotong bagian penting seperti titik asal replikasi (origin of replication) atau gen resisten
ampisilin.[6] Contoh enzim 6-cutters adalah HindIII
(AAGCTT) yang memotong genome bakteriofage lambda (48 kbp) pada 7 situs.[6]
3. 2. 8- cutters
Enzim
restriksi ini mempunyai situs pengenalan sepanjang 8 nukleotida; cocok
digunakan untuk membentuk kromosom menjadi potongan-potongan yang
spesifik dalam ukuran yang besar.[6] Sebagai contoh: PacI (enzim 8-cutters)
memotong-motong kromosom E. coli menjadi 20 bagian, sedangkan BamHI
(enzim 6-cutters) memotong sekitar 300 bagian.[6] Jika
langsung menggunakan enzim 6-cutters, maka fragmen yang dihasilkan
terlalu kecil dan banyak.[6] Untuk itu digunakan enzim 8-cutters
terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan enzim 6-cutters.[6]
3. 3. 4- cutters
Enzim
restriksi ini cocok untuk percobaan yang menginginkan pemotongan pada beberapa
situs yang potensial.[6] Contohnya: jika ingin mengumpulkan fragmen
DNA secara acak, dan pada potongan tersebut terdapat gen yang diinginkan; dapat
dilakukan digestsi parsial (partial digestion) menggunakan enzim 4-cutters.[6]
4. Penamaan Enzim Restriksi
5. Jenis-jenis enzim restriksi
Enzim
restriksi secara tradisional dibagi menjadi 3 tipe berdasarkan komposisi subunit,
posisi pemotongan, spesifisitas sekuens dan kofaktor
yang diperlukan:[7]
5. 1. Enzim restriksi tipe I
Enzim
restriksi ini kompleks dengan multisubunit, memotong DNA secara acak dan
jauh dari sekuens pengenalannya.[7] Pada awalnya enzim ini dikira
langka; tapi setelah analisis sekuens genom, enzim ini ternyata umum.[7]
Enzim restriksi tipe I ini memiliki pengaruh besar dalam biokimia,
namun mempunyai nilai ekonomis yang rendah karena tidak dapat menghasilkan
potongan fragmen
DNA yang diinginkan sehingga tidak diproduksi.[7]
5. 2. Enzim restriksi tipe II
Enzim
ini memotong DNA dekat atau pada situs pengenalan.[7] Enzim ini
menghasilkan fragmen-fragmen sesuai dengan yang diinginkan sehingga biasa
digunakan untuk analisis DNA dan kloning gen.[7] Enzim tipe II yang
umum digunakan adalah HhaI, HindIII, EcoRI, dan NotI; dan enzim-enzim tersebut
tersedia secara komersil.[7] Enzim ini tergolong kecil dengan
subunit yang memiliki 200-350 asam amino dan memerlukan Mg2+ sebagi kofaktor.[7]
Selanjutnya enzim jenis tipe II yang umum, biasanya digolongkan sebagai tipe
IIs, adalah FokI dan AlwI.[8] Enzim ini memotong diluar situs
pengenalan, berukuran sedang, 400-650 asam amino, dan memiliki 2 domain khusus.[8] Domain
pertama untuk berikatan dengan DNA, sedangkan domain yang satunya untuk
memotong DNA.[8]
5. 3. Enzim restriksi tipe III
Enzim
restriksi tipe II ini merupakan enzim restriksi yang tidak digunakan dalam laboratorium.[8] Hal ini dikarenakan enzim ini memotong di
luar situs pengenalan dan membutuhkan dua sekuen dengan orientasi berlawanan
pada DNA yang sama untuk menyelesaikan pemotongan sehingga enzim ini jarang
menghasilkan potongan sempurna.[8]
6. Keadaan Restriksi
Enzim
restriksi pada umumnya bekerja pada pH 7,4; suhu 37 °C; dan memerlukan
bermacam-macam kekuatan ionik, tergantung dari jenis enzimnya.[8]
Akan tetapi, beberapa enzim memerlukan optimasi khusus agar proses restriksi
berjalan dengan baik.[8] Dalam larutan stok, enzim restriksi
biasanya dikemas bersama dengan 10X larutan
penyangga reaksi
yang telah dioptimasi.[8] Buffer reaksi dapat digolongkan menjadi
empat jenis berdasarkan kekuatan ionik-nya:[8]
- 0 mM NaCl = low salt buffer (L)
- 50 mM NaCl = medium salt buffer (M)
- 100 mM NaCl = hi salt buffer (H)
- 150 mM NaCl = very high salt buffer (VH)
Ketika
melakukan digesti dengan 2 atau lebih enzim restriksi yang berbeda buffer
reaksinya, perlu dilihat rujukan tabel aktivitas enzim tersebut pada buffer
reaksi tertentu.[8] Misalnya: reaksi digesti dilakukan dengan
menggunakan EcoRI (garam tinggi) dan HpaII (garam rendah, KCl).[8]
Setelah dilihat pada tabel, kedua enzim aktif pada keadaan garam sedang.[8] Oleh karena
itu, digunakan buffer reaksi dengan konsentrasi KCl sedang.[8]
Buffer reaksi yang digunakan adalah KCl karena HpaII memerlukan KCl, bukan
NaCl; sedangkan EcoRI dapat menggunakan kedua garam tersebut.[8]
Kondisi optimal ketika melakukan proses digesti sangat penting.[8]
Karena jika kondisi optimal tidak tercapai, enzim akan memotong secara tidak
normal.[8] Contohnya: EcoRI pada buffer reaksi dengan konsentrasi
garam rendah tidak hanya memotong pada situs pengenalan normal GAAATTC, namun akan juga memotong situs
pengenalan AATT. Aktifitas seperti ini dinamakan star
activity.[8]
7. Hasil Pemotongan Enzim Restriksi
Enzim
restriksi yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi molekuler memotong
molekul DNA pada situs pengenalan dan menghasilkan salah satu dari ketiga jenis
pola hasil pemotongan.[5] Ketiga pola hasil pemotongan enzim
restriksi sebagai berikut:[5]
7. 1. Ujung menggantung 5’
Enzim restriksi memotong secara asimetris pada situs pemotongan, menghasilkan hasil pemotongan
memanjang pada ujung 5’. [5] Contoh enzim yang menghasilkan ujung
menggantung 5’ adalah BamHI
0 Komentar