Masa kehamilan adalah masa
dimana seorang wanita memerlukan berbagai unsur
yang lebih banyak dari biasanya. Kesehatan yang baik sebelum kehamilan
karena mempunyai efek yang besar terhadap ibu dan janin yang dikandung. Suatu
kehamilan normal berlansung 280 hari mulai ovulasi sampai dengan partus. Selama kehamilan akan terjadi
perubahan ibu dan janin. Janin berkembang dari 2 sel dalam bentuk ( janin )
yang mampu hidup di luar uterus. Tubuh ibu berubah untuk mendukung perkembangan
kehidupan baru dan menyiapkan janin ke luar dunia ( Wiknjosastro,2005 ).
Masa
kehamilan dibagi menjadi 3 trimester, yaitu :
a.
Trimester pertama,
dimulai dari proses konsepsi sampai umur kehamilan 3 bulan.
b.
Trimester kedua,
dimulai dari bulan keempat sampai usia kehamilan enam bulan.
c.
Trimester ketiga,
dimulai dari bulan ketujuh sampai usia kehamilan sembilan bulan. ( Huliana,2001
)
- Perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan aterm
Menurut Prawirohardjo (2008),
perubahan anatomi dan fisiologi pada kehamilan adalah :
a.
Uterus
Berat uterus normal kurang
lebih 30 gram, pada akhir kehamilan berat uterus ini menjadi 1000 gram, dengan
panjang kurang lebih 20 cm dan dinding kurang lebih 2,5 cm. Pada bulan-bulan
pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak gepeng. Pada
kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan
kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya
uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui, antara lain untuk
membuat diagnosis wanita tersebut hamil fisiologik atau hamil ganda atau
menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya.
Bila pertumbuhan janin normal
maka tinggi fundus uteri pada kehamilan 28 minggu sekurangnya 25 cm, pada 32
minggu 27 cm, pada 36 minggu 30 cm. pada kehamilan 40 minggu fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari di bawah prosessus xifoideus. Hal ini
disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun dan masuk ke dalam
rongga panggul.
Pada triwulan terakhir ismus
lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah
uterus. Pada kehamilan tua karena kontraksi otot-otot bagian atas uterus,
segmen bawah uterus menjadi lebih lebar dan tipis. Tampak batas yang nyata
antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis. Batas
itu dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus di atas
lingkaran ini jauh lebih tebal dari pada dinding segman bawah uterus.
b.
Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan
juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung
lebih banyak jaringan otot, maka serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat,
hanya 10% jaringan otot. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung
kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi
maka konsistensi serviks menjadi lunak.
Kelenjar-kelenjar di serviks
akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang
wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan per vaginam lebih banyak.
Keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan yang fisiologik.
c.
Vagina dan vulva
Vagina dan vulva akibat hormon
estrogen mengalami perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan
vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini
disebut tanda Chadwick. Warna porsio pun tampak livide.
Pembuluh-pembuluh darah alat
genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi dan
nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut meningkat. Apabila terdapat
kecelakaan pada kehamilan atau persalinan, maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian.
d.
Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih
terdapat korpus luteum graviditatis sampai terbentuknya plasenta kira-kira
kehamilan 16 minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm.
Kemudian, ia mengecil setelah plasenta terbentuk. Seperti telah dikemukakan, korpus
luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi ini
diambil alih oleh plasenta. Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal
ovulasi hormon relaxin, suatu immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal.
Diperkirakan korpus luteum adalah tempat
sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar relaxin di sirkulasi maternal
dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai
pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm.
e.
Mamae
Mamae akan membesar dan tegang
akibat hormon somatomammotropin,
estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu.
Estrogen menimbulkan hipertropi
sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel asinus pada mamae. Somatomammotropin
mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan
dalam sel-sel, sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumin dan
lagtoglobulin. Dengan demikian, mamae dipersiapkan untuk laktasi. Di samping
itu, di bawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin, terbentuk
lemak di sekitar kelompok-kelompok alveolus, sehingga mamae menjadi lebih besar.
Papilla mamae akan membesar, lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti
seluruh areola mamae karena hiperpigmentasi. Glandula montgomery tampak
lebih jelas menonjol di permukaan areola mamae.
f.
Sirkulasi darah
Sirkulasi darah ibu dalam
kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar
dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, mamae dan lain-lain yang
memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Seperti telah dikemukakan, volume
darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25 %
dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac output yang meninggi
sebanyak kira-kira 30%. Akibat hemodolusi tersebut yang mulai jelas timbul pada
kehamilan 16 minggu, ibu yang mempunyai penyakit jantung dapat jatuh dalam
keadaan dekompensasi kordis.
Eritropoesis dalam kehamilan juga meningkat untuk memenuhi keperluan
transport zat asam yang dibutuhkan sekali dalam kehamilan. Meskipun ada
peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume
eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume plasma jauh lebih besar,
sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah menjadi lebih rendah. Hal ini tidak
boleh dinamakan anemia fisiologik dalam kehamilan, oleh karena jumlah
haemoglobin pada wanita hamil dalam keseluruhannya lebih besar daripada sewaktu
belum hamil. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml dan produksi
trombosit-pun meningkat.
g.
Sistem respirasi
Seorang wanita hamil pada
kelanjutan kehamilanya tidak jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek
napas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus
tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma, sehingga diafragma kurang
leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil
selalu bernapas lebih dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar ke sisi,
yang sesudah partus kadang-kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik.
h.
Kulit
Pada kulit terdapat deposit
pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh
pengaruh Melenophore Stimulating Hormon (MSH) yang meningkat. MSH ini
adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis.
Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada dada, pipi dan hidung dikenal dengan
kloasma gravidarum.
Di daerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama, juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan
menjadi hitam, dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut
seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan
disebut striae livide. Setelah partus, striae livide ini berubah
warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes. Pada seorang
multigravida sering tampak striae livide bersama dengan striae albikantes.
i.
Metabolisme dalam
kehamilan
Pada wanita hamil Basal
Metabolic Rate (BMR) meninggi, sistem endokrin juga meninggi dan tampak
lebih jelas kelenjar gondoknya (glandula tireoidea). BMR meningkat
hingga 15-21% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir. Kalori yang
dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran hidrat arang, khususnya
sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan, dipakailah lemak
ibu untuk mendapat tambahan kalori dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan
biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gram
kalsium untuk pembentukan tulang-tulangnya dan ini terjadi terutama dalam
trimester terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5
gram kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk
keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa
menganggu kalsium ibu. Kadar kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin
oleh karena adanya hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup
tinggi hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Fosfor, magnesium dan tembaga
lebih banyak tertahan dalam masa hamil daripada dalam masa tidak hamil. Kadar
tembaga dalam plasma meningkat dari 109 sampai 222 mcg per 100 ml, akan tetapi
dalam eritrosit kadarnya tetap.
Dapat dipahami bahwa dengan
adanya pertumbuhan dan perkembangan dalam tubuh wanita hamil akan timbul suatu
keaktifan enzim yang luar biasa. Plasenta sendiri mempunyai enzim-enzim untuk
oksidasi, reduksi dan hidrolosis yang banyak ditemukan ialah
mono-amino-oksidase dan diamono-oksidase yang membuat tiramine dan histamine
menjadi tidak aktif lagi. Enzim-enzim yang banyak dipelajari dalam masa hamil
ialah diamino-oksidase (histaminases), pitosinase, glukoronidase, angiotonase
dan alkalin fosfatase. Semua enzim ini ditemukan di dalam serum ibu dalam kadar
lebih tinggi.
Kadar alkalin-fosfatase
meningkat empat kali lipat dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil.
Peningkatan ini dimulai pada kehamilan 4 bulan. Kadar yang ditemukan pada janin
adalah setengahnya dari yang ditemukan pada ibunya. Pemeriksaan kadar
alkalin-fosfatase dapat dipakai untuk menilai fungsi plasenta.
Pitosinase adalah enzim yang
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pitosinase ditemukan banyak sekali dalam
darah ibu pada kehamilan 14 sampai 38 minggu.
Berat wanita hamil akan naik
kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini
terjadi terutama dalam kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan yang
terlalu banyak sering ditemukan pada pre-eklampsia dengan akibat peningkatan
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Sebaiknya wanita tersebut diawasi dan
diberi pengertian, sehingga berat badan hanya naik 2 kg tiap bulan sesudah
kehamilan 20 minggu. Dan adanya penurunan berat badan dalam bulan terakhir
dianggap sebagai suatu tanda yang baik.
Kenaikan berat badan dalam kehamilan disebabkan oleh:
1)
Hasil konsepsi :
fetus, plasenta dan likuor amni
Dari ibu sendiri : uterus dan mamae yang membesar,
volume darah yang meningkat, lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya
retensi air.
0 Komentar