BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki luas wilayah yang sangat besar.
Indonesia juga sering disebut sebagai negara agraria atau negara yang sebagian
besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian, maka ditanya pertanian,
masyarakat Indonesia banyak juga yang bekerja di sub sektor peternakan.
Peternakan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam memenuhi kebutuhan manusia akan
pangan, tidak terkecuali pada usaha peternakan ayam. Peternakan ayam membantu
dalam memenuhi kebutuhan telur dan daging. Namun usaha peternakan ayam
akhir-akhir ini mulai sering dituding sebagai usaha yang ikut mencemari
lingkungan. Pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian telah menyadari hal
tersebut dengan mengeluarkan Peraturan Menteri melalui SK Mentan No. 237/ 1991
dan SK Mentan No. 752/ 1994, yang menyatakan bahwa usaha peternakan dengan
populasi tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan (Deptan, 1991). Untuk usaha ayam peternakan ras pedaging, populasi
lebih dari 15.000 ekor per siklus dalam satu lokasi, sedangkan untuk ayam
petelur populasi lebih dari 10.000 ekor induk terletak dalam satu hamparan
lokasi (Deptan, 1994).
Salah
satu dampak yang ditimbulkan dari usaha peternakan ayam dalam lingkungan
sekitar adalah adanya aroma tidak sedap atau bau. Salah satu faktor yang
mengakibatkan bau tersebut adalah kandungan gas amonia yang tinggi. Gas amonia
ini dengan mudah dapat terbentuk dalam kondisi anaerob, seperti tumpukan
kotoran yang masih basah. Senyawa amonia tercium dengan mudah yaitu dengan konsentrasi yang kecil (5 ppm).
Gas amonia dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada ternak dan pada masyarakat
di sekitar peternakan (Setiawan, 1996). Pada konsentrasi amonia yang lebih
tinggi dari udara normal, dapat menyebabkan iritasi pada mata dan gangguan
saluran pernapasan pada manusia dan hewan itu sendiri (Charles dan Haryono,
1991). Penelitian Apetuley menggunakan spektrometer untuk mengukur kadar
amonianya dilakukan oleh Apituley dan Peeter (2000).
Sebelumnya
telah dilakukan penelitian tentang deteksi foto akustik NH3 menggunakan sel
bentuk pisang bersumber laser CO, NH3 dideteksi menggunakan spektrometer foto akustik
dengan cara mencari panjang gelombang NH3. Pada penelitian Sutiadi (2003),
dipaparkan spektrometer foto akustik
(FA), sel bentuk pisang (banana cell)
untuk mendeteksi gas polusi kelumit senyawa NH3 di udara. Selain itu ada pula
penelitian yang mengukur emisi gas amonia di udara menggunakan tabung detektor
gas dengan bantuan kamera, pengukuran gas NH3 menggunakan tabung detektor gas
yang dialiri udara melalui suatu pompa (Mustaqim dkk, 2010). Penelitian tentang
kandang close house dengan pengaturan pemberian pakan, suhu serta kelembapan
(Prihandanu, 2013).
Beberapa
penelitian yang telah dilakukan tersebut muncul inisiatif untuk membuat alat
pengontrol emisi gas amonia di dalam peternakan. Hal ini dimaksudkan, agar
peternakan ayam menjadi suatu usaha yang berwawasan lingkungan dan efisien
untuk upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan, terutama limbah yang dihasilkan.
Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan judul “APLIKASI DATA LOGGER EMISI
GAS AMONIA PADA PETERNAKAN AYAM DENGAN MODEL KANDANG CLOSE HOUSEBERBASIS MIKROKONTROLER”.
B.
Tujuan Penelitian
Tujuan
penulis melakukan penelitian tentang alat pengontrol emisi gas amonia pada
peternakan ayam adalah merancang dan merealisasikan alat data logger emisi gas amonia di peternakan
ayam.
C.
Batasan Masalah
Batasan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Sensor
yang digunakan adalah sensor gas amonia jenis MQ 137.
2. Mikrokontroler
digunakan sebagai pengambilan data, menyimpan data (SD Card), komunikasi data, pengolahan dan pengendalian sistem
secara keseluruhan.
D.
Sistematika Penulisan
Sistematikapenulisan
dari penelitian ini
adalah:
BAB
I : PENDAHULUAN
Bab
ini terdiri dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada
bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.
BAB
III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada
bab ini terdiri dari hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian
yaitu tempat penelitian, bahan penelitian, peralatan dan prosedur pengujian.
BAB
IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang diperoleh saat
pengujian dilaksanakan.
BAB
V : SIMPULAN DAN SARAN
Pada
bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran yang ingin
disampaikan dari penelitian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Memuat
referensi yang digunakan penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
LAMPIRAN
Berisikan
hal-hal yang mendukung peneliti selama proses penelitian
0 Komentar