Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Ticker

Induksi dan deduksi



Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pertanyaan-pertanyaan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan kepada yang khusus.
a)      Induksi
Dalam pemikiran induksi pembuatan kesimpulan berdasarkan pengalaman-penglaman yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. Karena proses berfikir induksi itu beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat dikatakan bahawa induksi beranjak dari hal-hal yang kongkret kepada yang abstrak (Notoatmodjo, 2003).
b)      Deduksi
Aristoteles (384-322 SM) mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Disini terlihat proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.
Silogisme sebagai bentuk berfikir deduksi yang teratur terdiri dari tiga pertanyaan atau posisi, yaitu :
Premis mayor, yang berisi pertanyaan yang bersifat umum. Premis minor, sifatnya lebih khusus dari pertanyaan pertama. Konklusi atau konsekuen, adalah kesimpulan.
Silogisme dibagi menjadi dua macam, yakni silogisme kategoris ialah proses berfikir, dengan melakukan penyelidikan identitas (kesamaan) atau diversitas (perbedaan) dua konsep obyektif, dengan membndingkan ketiga konsep secara berturut-turut. Sedangkan silogisme hipotesis ialah silogisme, dimana premis mayornya merupakan pertanyaan hipotesis, dan premis minornya mengakui atau menolak salah satu bagian dari premis mayor tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Posting Komentar

0 Komentar