Proses pengujian kekerasan dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban yang berubah. Dengan kata lain, ketika gaya tertentu diterapkan pada benda uji di bawah pengaruh beban, benda uji berubah bentuk. Kita dapat menganalisis seberapa keras material tersebut dengan besarnya beban yang diterapkan pada area bidang yang dibebani. Saat memilih bahan benda, kita harus mempertimbangkan kekuatan benda kerja. Dengan pemikiran ini, kita cenderung memilih material benda kerja dengan kekerasan yang lebih tinggi. Pasalnya, logam keras dianggap lebih kuat daripada logam lunak. Namun, logam keras umumnya lebih rapuh, sedangkan logam lunak cenderung lebih ulet dan elastis.
Kekerasan merupakan salah satu sifat mekanik suatu bahan. Kekerasan material harus diketahui, terutama untuk material yang akan mengalami gesekan dan deformasi plastis saat digunakan. Deformasi plastis itu sendiri merupakan keadaan material, ketika material mengalami tegangan maka struktur mikro material tidak dapat kembali ke bentuk semula, yaitu material tidak dapat kembali ke bentuk semula. Secara lebih ringkas, kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban lekukan atau penetrasi (kompresi).
Mengapa diperlukan pengujian kekerasan
Di dalam aplikasi manufaktur, material dilakukan
pengujian dengan dua pertimbangan yaitu untuk mengetahui karakteristik suatu
material baru dan melihat mutu untuk memastikan suatu material memiliki
spesifikasi kualitas tertentu.
Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
4. Micro Hardness (knoop hardness)
0 Komentar